PERKUAT & PERLUAS ORGANISASI, REBUT DEMOKRASI, RAIH KESEJAHTERAAN
Hidup Buruh!
Kawan-kawan SGBN, pertama-tama kami ucapkan terima kasih telah mengundang Perserikatan Sosialis untuk hadir dalam deklarasi SGBN Kongres ke-3 hari ini: Perkuat & Perluas Organisasi, Rebut Demokrasi, Raih Kesejahteraan! Sebuah tema yang lugas dan tegas serta relevan dengan situasi hari ini.
Kawan-kawan, politik Indonesia satu dekade ke belakang menunjukkan bahwa ruang demokrasi semakin diberangus. Pemberangusan ruang demokrasi dapat dilihat dengan lahirnya berbagai kebijakan yang menindas buruh dan rakyat. Di masa Jokowi kita dapat melihat mulai dari PP 78, revisi undang-undang pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum, PP PSN, pelemahan KPK, revisi UU Minerba,Undang-Undang Cipta Kerja dan KUHP baru, adalah paket kebijakan yang akan melegalkan kesewenang-wenangan penguasa serta menindas buruh dan rakyat.
Kita juga melihat bagaimana borjuis nasional semakin terkonsolidasi dan bergandengan erat bersama militer. Jenderal-Jenderal pelanggar HAM rezim orba alih-alih di adili justru malah mendapatkan posisi-posisi strategis dibawah rezim Jokowi dan diperkuat dibawah rezim Prabowo.
Selama 100 hari rezim Prabowo kita juga saksikan bagaimana militer semakin mengisi posisi-posisi sipil. Posisi-posisi yang menggiurkan diperusahaan BUMN dan jabatan-jabatan di kementerian. Proyek makan bergizi gratis yang memobilisasi tentara adalah bukti tentara benar-benar dapat masuk lebih dalam ke sendi kehidupan sipil. Bagaimana bisa, sebuah kebijakan sebesar itu hanya ditentukan dengan sebuah Perpres? Bagaimana bisa, di balik hutang-hutang yang akan jatuh tempo sekitar rata-rata 800 triliun setiap tahunnya selama 5 tahun ke depan, Pemerintah justru meningkatkan bansos! Konsekuensi dari proyek makan bergizi gratis ini sangat besar. Tentara bisa dengan leluasa masuk ke budaya sipil. Mereka mendapatkan panggung yang luas untuk membuktikan bahwa “tentara itu baik”. Ini adalah hegemoni militerisme yang harus dilawan sekuat tenaga oleh kelas buruh.
MBG dan beban hutang tersebut berkonsekwensi pada pemangkasan anggara kementerian dan ASN. Kami tidak menolak pemangkasan anggaran. Namun, alih-alih melakukan redistribusi kekayaan nasional berupa; (a) Menyita seluruh harta koruptor serta konglomerat pengemplang pajak, (b) Menghentikan pemotongan pajak, subsidi, insentif, bailout, stimulus, dsb bagi perusahaan besar, perbankan serta konglomerat, (c) Meningkatkan pajak progresif bagi perusahaan besar, perbankan serta konglomerat, d) Memotong gaji Pejabat Negara (Presiden, Wakil Presiden, Menteri dan setingkatnya di dapur MPR, DPR, DPD, MA, MK, BPK, KY, KPK , Duta Besar, Gubernur, Bupati, Walikota (serta wakilnya), Perwira Militer dan Polisi, Pejabat Lembaga Nonkementerian, Komisaris dan Direktur BUMN setara dengan upah buruh rata-rata, menghapuskan semua hak istimewa (seperti tunjangan dan fasilitas) mereka, (e) Menghapuskan anggaran serta membubarkan Lembaga, Kementerian serta Jabatan yang tidak berguna, seperti Badan Pembina Ideologi Pancasila, Jabatan Wakil Menteri, Kantor Staf Presiden, Badan Ekonomi Kreatif, Kementerian Agama, dsb, mengurangi anggaran kementerian pertahanan dan kepolisian. Prabowo justru memangkas anggaran yang diperuntukkan bagi pelayanan masyarakat, uang untuk pendidikan, hingga advokasi terhadap pelanggaran HAM. Pemotongan yang dikenakan kepada LPSK, Komnas HAM, dan KY berdampak begitu dalam terhadap masa depan negara ini. Jika dibandingkan dengan Polri dan tentara, Komnas HAM misal, tidak dapat melanjutkan program pemantauan berkala situasi HAM di Papua. KY misal, tidak dapat melanjutkan pengawasan-pengawasan hakim di daerah-daerah. Sedangkan LPSK, akhirnya memotong anggaran secara besar-besaran untuk perlindungan korban. Di sisi lain, pemangkasan ini juga berdampak pada menipisnya anggaran padahal kebutuhan kita semua adalah pendidikan gratis, imiah, dan demokratis. Kebutuhan kita adalah kesehatan gratis, berkualitas dan mudah diakses. Kebutuhan kita adalah pemenuhan pangan yang ditopang oleh kedaulatan pangan sejati, artinya dapur-dapur umum yang dikelola oleh kelas buruh dan tumbuh-tumbuhan pertanian yang ditanam petani lokal (bukan tentara).
Hal tersebut adalah bukti nyata bahwa cita-cita refomasi 1998 untuk menuntaskan demokratisasi dan kesejahteraan rakyat Indonesia telah digerus. Rezim borjuasi Nasional bersama sisa-sisa militer Orde Bau telah menancapkan cakar-cakarnya untuk semakin mengoyak sendi kehidupan rakyat.
Di titik ini kami menegaskan, perluasan dan penguatan organisasi dibutuhkan untuk merebut ruang demokrasi. Namun perluasan dan penguatan itu tidak dapat serampangan. Perluasan yang berarti jumlah kita harus diperhebat lagi dengan kerja-kerja pengorganisiran dan persatuan organisasi harus diperkuat dengan menyatukan serikat-serikat buruh yang memiliki kepentingan dan tujuan yang sama. Pada bagian ini ruang untuk membicarakan penggabungan serikat-serikat progresif nampaknya perlu dibuka. Namun persatuan demikian tidak bisa diwujudkan dengan para kaki tangan Prabowo hingga mereka yang berusaha untuk merapatkan diri ke kekuasaan. Termasuk para pimpinan serikat buruh. Mungkin kawan-kawan di sini sudah banyak yang melihat foto para pimpinan serikat buruh dengan Listyo Sigit di IKN. Sekarang mereka mau berfoto dengan pucuk tertinggi yang memimpin institusi yang sehari-harinya menggebuk kita semua di jalanan atas dasar mengawal suatu proyek. Semenjak kapan kelas buruh punya kepentingan hanya mengawal proyek kelas borjuis? Di IKN pula, proyek yang tidak kalah brengseknya dengan Omnibus Law dan Food Estate!
Kawan-kawan,
Persatuan demikian hanya dapat diwujudkan bersama mereka yang memiliki keinginan untuk memajukan demokrasi dan kesejahteraan buruh dan rakyat sejati, persatuan yang memiliki garis demarkasi dan prinsip yang tegas akan kepentingan dan tujuan kelas buruh dan rakyat!
Massa buruh yang jumlahnya banyak akan menjadi pedang, namun massa yang bersatu dengan prinsip dan kebulatan tekat akan menjadi peluru bagi para penguasa hari ini, melancarkan penuntasan revolusi demokratis Indonesia.
Selamat Kongres yang ke-3 Konfederasi Sentral Gerakan Buruh Indonesia, semangat bekerja bagi kawan-kawan pengurus serikat. Kami PS akan terus mengeratkan hubungan dengan SGBN untuk bersama mewujudkan cita-cita kelas buruh dan rakyat akan kehidupan yang sejahtera, adil, setara dan lestari.
Hidup Buruh!
Salam Sosialisme!
Comment here