AksiReportase

Kaum Muda dan Mahasiswa Kecam Proyek Fiktif Korup Oligarki di Awololong

Front mahasiswa Lebata Makassar Merakyat (Front Mata Merah) dan Aliansi Pemuda Peduli Rakyat Lembata (Ampera) Kupang menduga ada korupsi di balik megaproyek Awalolong yang mangkrak. Sebab Megaproyek Pemerintah Daerah (Lembata) yang menyasarkan pembangunan jeti, kolam apung, dan fasilitas lainnya di pulau Awololong tersebut bukan hanya tidak memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) namun juga terindikasi korupsi karena dana pembangunan sudah 85% cair, tepatnya Rp 6.892.900.000,-, dari negara tapi nol persen pembangunannya oleh PT Bhana Krida Nusantara.

Proyek mangkrak oligarki ini bukan kasus pertama yang meresahkan masyarakat Kabupaten Lembata pada khususnya dan Nusa Tenggara Timur pada umumnya. Sebelumnya juga ada kasus ambruknya Jembatan Wai Ma yang diduga akibat rendahnya kelayakan kaena dananya dikorupsi. Selain itu pun ada kasus pembangunan mangkrak proyek Pengadaan Air Wai Lein di Kedang, proyek Puskesmas Penyangga, dan Kantor Camat Buyasuri yang memakan dana miliaran rupiah. Semuanya terjadi di rezim Bupati Eliatzer Yance Sunur.

Atas kecaman dan demonstrasi berkali-kali yang digelar AMPERA dan Front Mata Merah tersebut kepolisian NTT melakukan penyidikan dan pemeriksaan para saksi serta penyitaan barang bukti. Selain itu Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) juga tengah mengaudit perhitungan kerugian akibat kasus itu.

Dalam kasus megaproyek Awalolong, Kordinator AMPERA Emanuel Boli mengemukakan bahwa “…para pelaku melanggar Undang-undang seperti membayar pada pihak ketiga tanpa melihat progres fisik pekerjaan, uang dicairkan terlebih dahulu tahun 2018 tapi barang baru tiba dilokasi tahun 2019, KDP (konstruksi dalam pekerjaan) bukan dilokasi proyek tapi ada ditempat lain dan masih banyak lagi. Itu tidak boleh dan melanggar Undang-undang.” 

Ia melanjutkan, “Kami masih menunggu penetapan tersangka dari Penyidik Polda NTT. AMPERA, Front Mata Merah dan kawan-kawan lain tetap mengawal kasus ini sampai tuntas. Itu tanggungjawab moral kami pada daerah, bangsa dan Negara dalam pemberantasan Korupsi. Slogan kami baku bawah sampai Menang”, Pungkas Eman. (al)

Loading

Comment here