Opini Pembaca

Universitas Nasional Untung Besar di masa Pandemi Covid-19

Melalui hasil investigasi yang dilakukan oleh aliansi UNAS GAWAT DARURAT, memiliki hasil audit yang dilakukan secara terbatas oleh mahasiswa yang terhimpun dalam aliansi. Populasi di UNAS terdapat 12.367 mahasiswa aktif ditingkatan D3 – S1. Dalam upaya audit yang dilakukan UNAS GAWAT DARURAT, telah mengaudit pendapatan UNAS dari pembayaran biaya pendidikan mahasiswa sebanyak 6.672 (54%) yang dihitung dengan detail per angkatan dari setiap fakultas/jurusan. Rp 49.401.600.000 adalah hasil keuntungan UNAS dari mahasiswa yang didapat secara terbatas oleh kawan-kawan UNAS GAWAT DARURAT. 5.695 (46%) data mahasiswa UNAS yang belum mampu terupdate secara detail per angkatannya untuk mengetahui hasil pendapatannya. Fakultas/jurusan per angkatan yang belum mampu terakses yaitu FT (Fakultas Teknik), FE (Manajemen), FIKES (Kebidanan), SASTRA (Sastra Indonesia dan Sastra Jepang), Abanas dan FTKI merupakan daftaran yang belum mampu diakses kawan-kawan karena terbatasnya akses data yang dihambat UNAS.  

Ternyata UNAS hanya mengeluarkan Rp 1.114.200.000/semester untuk mengupah pekerjanya yang terdiri dari 94 office boy, security dan cleaning service. Upah pekerja hanya dikisar pada 2,4%  dari pendapatan yang diaudit secara terbatas. Namun sekali lagi, hasil investigasi yang didapat untuk data pekerja tidak mendapatkan akses untuk data office boy di kampus utama. Pekerja parkir di UNAS sebanyak 6 orang pekerja dirumahkan tanpa diupah. Data yang belum mampu menyeluruh didapatkan sebagai kebutuhan audit keseluruhan. Tentunya dihambat oleh UNAS melalui karakter-karakter yang anti demokratis. Upaya audit yang dilakukan memiliki tujuan untuk membuka transparansi keuangan UNAS di masa pandemik. UNAS hanya menerapkan potongan Rp 100.000 dengan jumlah pengeluaran Rp 1.236.700.000 yang didapat dari total mahasiswa 12.367. Ternyata pengeluaran UNAS untuk potongan Rp 100.000 hanya 2,5% dari audit pendapatan mahasiswa UNAS sebanyak 7.248.

Masa pandemik Covid-19 yang terjadi di dunia pada hari ini telah menyebabkan dampak buruk bagi seluruh masyarakat saat ini terutama pekerja dan pekerja informal. Sektor pekerja yang semakin hari semakin banyak pemutusan hubungan kerja (PHK), yang menyebakan terpuruknya perekonomian pekerja terutama pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja. Mahasiwa yang masih terus ditindas, melalui watak anti demokratis pihak kampus Universitas Nasional dengan uang pembayaran kuliah yang tidak mampu ditransparansikan terutama dimasa pandemik.

—–

UNAS memiliki mahasiswa aktif 2019/2020 yaitu 12.367 terdiri dari D3 – S1. Namun data tersebut belum memiliki kedetailan dari persebaran mahasiswa per angkatannya. Hasil keuangan yang diaudit oleh aliansi UNAS GAWAT DARURAT, menghasilkan data sementara yang berasal dari investigasi. Transparansi dan anti demokratisasi yang dilakukan UNAS, dalam data yang mampu diakses secara umum menjadi ;

Dari hasil audit 6.672  mahasiswa yang didetailkan per angkatan mencatat keuntungan kotor yang didapatkan UNAS dari mahasiswa sebanyak  Rp 49.401.600.000 . Namun dari data yang teraudit sementara yaitu 54% yang belum teraudit berjumlah 46%

Kurangnya audit data secara detail sebanyak 5.695 mahasiswa merupakan keterbatasan aliansi UNAS GAWAT DARURAT untuk memperoleh data dari UNAS

UNAS kampus utama memiliki pekerja yang meliputi, anggota satpam, komandan perregu satpam, Cleaning Servis, pekerja parkir (parkir kasir, parkir lapangan),  

UNAS Menara memiliki pekerja yang meliputi, office boy (OB), cleaning servis, Security (Satpam), tukang kebun, mekanik.

UNAS Kampus Bambu Kuning memiliki pekerja yang meliputi,  Cleaning servis.

Dari hasil audit data secara detail sebanyak 100 pekerja minus OB kampus utama merupakan keterbatasan aliansi UNAS GAWAT  DARURAT untuk memperoleh data dari UNAS. Dari hasil investigasi aliansi UNAS GAWAT DARURAT mendapati beberapa data terkait pemotongan UPAH pekerja seperti, Office Boy, Clening Servis, kami juga mendapati pekerja parkir yang di rumahkan tampa UPAH .  

Dari hasil pendapatan kampus dari bayaran persemester mahasiswa sebesar

 Rp 49.401.600.000  dan kampus mengeluarkan biaya untuk UPAH pekerja sebesar  

 Rp  1.184.400.000 pendapatan UNAS persemester  RP  48.217.200.000

UNAS hanya mengeluarkan 2,3 % persemester dari bayaran mahasiswa.

Dari hasil pendapatan dari bayaran persemester mahasiswa sebesar

Rp 49.401.600.000 dan kampus mengeluarkan biaya untuk UPAH dosen tetap sebesar

Rp 1.435.500.000 dan pendapatan UNAS persemester Rp 47.966.100.000

UNAS hanya mengeluarkan 2,9 % persemester dari bayaran mahasiswa

Ternyata Rp 100.000 yang di potong unas dengan total mahasiswa 12.367 berjumlah  

Rp 1.236.700.000

UNAS hanya mengeluarkan 2,5 % untuk pemotongan biaya SPP mahasiswa. (dd)

Loading

Comment here