Lenin lahir dengan nama Vladimir Ilyich Ulyanov pada 22 April 1870 di Simbirsk, sebuah kota di propinsi Volga. Ibunya, Maria Alexandrovna Blank adalah anak seorang tabib dan tuan tanah; sementara ayahnya adalah Ilya Nikolaevich. Ilya Nikolaevich pada tahun 1869 adalah Inspektur Sekolah di Volga dan pada tahun 1874 dia dipromosikan menjadi Direktur Sekolah seluruh propinsi. Dia diberikan tanda jasa Orde Stanislav yang membuatnya masuk ke jajaran bangsawan tingkat keempat dari 14 tingkat kebangsawanan (Chinovnik).
Pada 8 Mei 1887, kakak tertua Lenin bernama Alexander Ilyich Ulyanov (Sasha) dihukum gantung karena berencana membunuh Tsar. Sasha bersama lima mahasiswa lainnya tergabung dalam Norodnaya Volya. Mengenai hal itu Lenin pernah berkomentar bahwa baginya dan seluruh keluarganya, keterlibatan kakaknya dalam rencana membunuh Tsar sepenuhnya mengejutkan. Hubungan keluarga Ulyanov sangat dekat dan hangat, kemungkinan karena itulah maka Sasha menutupi aktivitas politiknya. Lenin yang empat tahun lebih muda selalu berusaha meniru kakaknya, “Seperti Sasha” kata Lenin ketika ditanya apakah serealnya mau dimakan dengan susu atau mentega.
Pada akhir Juni 1887, keluarga Ulyanov pindah ke Kazan dimana Lenin belajar hukum di Universitas Kazan. Pada tanggal 4 Desember, Lenin terlibat dalam demonstrasi mahasiswa, meskipun dia tidak memainkan peran penting, setelah semalam dipenjara dia dikeluarkan dari kampus dan Kazan. Lenin dan keluarganya pindah ke Kokushkino. Pada musim gugur 1888, Lenin dan keluarganya diijinkan kembali ke Kazan. Lenin kemudian masuk ke lingkaran Marxis serta melakukan kontak dengan lingkaran sosialis yang dipimpin oleh N E Fedoseev. Menurut Maxim Gorky, Fedoseev mendukung brosur Marxis pertama karya Plekhanov berjudul Our Differences sejak awal 1887.
Pada Juli 1889, penangkapan besar-besaran terjadi di Kazan. Bukan hanya Fedoseev dan lingkarannya namun juga lingkaran Marxis dimana Lenin terlibat. Namun Lenin selamat karena keluarga Ulyanov keluar kota pada 3 Mei ke desa Alakayevka, dekat Samara. Kemudian pada 10 Oktober pindah ke Samara. Sekitar empat tahun di Samara merupakan proses bagi Lenin untuk menentukan langkah politiknya. Apakah dia akan mengikuti jejak Sasha atau tidak, jika tidak maka politik seperti apa? Memang pada masa itu Lenin berada di bawah pengaruh Narodisme, seperti juga banyak kaum muda lainnya. Narodisme adalah gerakan radikal yang mendominasi Rusia pada masa itu, sementara kelompok Marxis baru muncul. Selama berada di Samara, Lenin bertemu dan bertanya kepada veteran anggota Narodnik mengenai teknik konspiratif mereka. Samara adalah kota tanpa industri atau universitas, namun banyak anggota Narodnik tua yang dibebaskan dari Siberia berada di kota tersebut di bawah pengawasan polisi.
Selain itu Lenin juga mempelajari Kapital Jilid Pertama dan Kedua, jurnalisme radikal Rusia pada periode 1860an dan 70an, dan pada tahun 1891 bertemu dengan karya Plekhanov, yang dengannya Lenin menjadi seorang Marxis. Lenin pernah mengatakan bahwa dia tidak pernah membaca banyak buku, sebanyak buku-buku yang dia baca pada tahun 1888-93. Pada akhir Agustus 1893 Lenin pindah ke St Petersburg. Dia berupaya untuk terlibat dalam lingkaran Demokrat Sosial (sebutan bagi kelompok Marxis pada saat itu) di St Petersburg. Setelah melalui proses verifikasi, upaya Lenin awalnya ditolak karena dia dinilai terlalu mendukung Narodisme. Dari berbagai proses tersebutlah Lenin menjadi seorang Marxis sejak tahun 1892-93.
Pada abad ke 19, lingkaran-lingkaran Marxis mulai terbentuk yang dipelajari terutama adalah “Kapital” jilid pertama karya Marx. Buku tersebut bisa didapatkan namun sangat sulit, apalagi karya-karya Marx lainnya. Kebanyakan anggota lingkaran belum pernah membaca “Manifesto Komunis”. Karya Marx dan Engels dilarang. Bahkan Lenin dalam tulisannya tahun 1897 berjudul “Karakteristik Romantisisme Ekonomi” terpaksa menghindari penggunaan kata “Marx” dan “Marxisme” dan terpaksa berbicara mengenai Marx dengan memutar sehingga jurnalnya tidak mendapatkan masalah.
Krupskaya dalam karyanya “Bagaimana Lenin Mempelajari Marxis” menggambarkan beberapa hal. Lenin memiliki kemampuan bahasa asing sehingga dia bisa membaca karya-karya Marx dan Engels di Jerman dan Perancis. Lenin kemudian menerjemahkannya ke bahasa Rusia bagian-bagian penting dari karya Marx dan Engels yang menarik baginya. Hidup di luar negeri memungkinkan Lenin menjadi lebih akrab dengan karya Marx dan Engels.
Lenin tidak hanya mengetahui Marx, namun dia juga memikirkan secara mendalam semua ajarannya. Lenin mengatakan dalam pidatonya di Kongres Ketiga Liga Kaum Muda Komunis tahun 1920, jika seorang komunis membanggakan komunisme atas dasar kesimpulan-kesimpulan siap pakai, tanpa melakukan kerja yang serius, besar dan sulit, tanpa memahami secara menyeluruh fakta-fakta yang dihadapinya untuk membuat sikap yang kritis, komunis semacam itu sangatlah lemah.
Lenin mempelajari jalan yang mendorong Marx kepada pandangan-pandangannya dan karya serta buku-buku yang mendorong pemikiran Marx ke arah tertentu. Termasuk juga apa yang ditulis mengenai Marx dan Marxisme oleh lawannya dari kubu borjuis dan borjuis kecil. Dalam polemik dengan mereka, Lenin menjelaskan posisi-posisi dasar Marxisme. “Kebenaran muncul dari konflik pendapat” adalah pribahasa Perancis yang sering dikatakan Lenin.
Lenin juga sering dengan sengaja mempertajam persoalan. Dia tidak menganggap gaya (tone) berbicara itu penting. Kita bisa mengekspresikan diri kita dengan kasar dan mengigit, yang penting adalah to the point. Lenin pernah mengatakan bahwa Marx dan Engels tidak peduli dengan “gaya bicara keras” termasuk yang muncul dari lawan berdebatnya. Ketajaman dalam bentuk dan gaya adalah alami bagi Lenin, dia mempelajarinya dari Marx yang terbiasa berpolemik. Yang penting perdebatannya adalah masuk ke inti persoalan.
Lenin juga berusaha keras bisa mempopulerkan ajaran-ajaran Marx. Lenin ingin meyakinkan dan membawa massa mendekat pada ajaran-ajaran Marx. Saat Lenin menjadi aktivis di lingkaran buruh, dia menjelaskan Kapital Jilid Pertama dengan memberikan contoh-contoh dari kehidupan para pendengarnya.
Lenin pernah mengatakan bahwa: Pertama, untuk mengetahui subjek, kita harus mempelajarinya dari seluruh sisi, semua hubungannya dan tempatnya dalam situasi terkait. Kita tidak akan pernah sepenuhnya mengetahui keseluruhan namun tuntutan untuk memahaminya dari banyak sisi akan membuat kita menghindari kesalahan. Kedua, logika dialektik menuntut bahwa subjek dilihat dalam perkembangannya, dalam “self-motion” kata Hegel dan dalam perubahannya. Ketiga, praktek manusia harus dikonsentrasikan pada “definisi” penuh dari subjek, sebagai kriteria kebenaran, serta juga indikator praktis dari hubungan subjek dengan apa yang dibutuhkan manusia. Keempat, logika dialektika mengajarkan kita bahwa “Tidak ada kebenaran yang abstrak, kebenaran selalu kongkrit”.
Bagi Lenin, ajaran Marx adalah panduan untuk tindakan sembari mempelajari fenomena. Dalam setiap situasi sulit, Lenin kembali membaca Marx. Metode Lenin adalah melihat karya-karya Marx yang berurusan dengan situasi yang mirip dan dengan hati-hati menganalisanya, kemudian membandingkannya dengan situasi saat ini, menemukan kesamaan dan perbedaannya. Ini adalah Marxisme dalam aksi, Marxisme pada masa imperialisme dan revolusi proletar.
Ditulis oleh Dipo Negoro, Kader KPO PRP
Tulisan ini juga diterbitkan dalam Arah Juang edisi 42, III-IV April 2018, dengan judul yang sama.
Comment here