oleh Dadolin Murak
Mereka menikam dan mencabik perutmu
dengan bayonet
seperti mereka menggali dan mengeruk
emas dari perut gunung-gunungmu yang keramat
mereka memenggal kepalamu
seperti mereka membabat
hutan-hutan mu yang indah
di lembah-lembah, bukit dan gunung
mereka menembak tubuhmu dengan timah panas
persis mereka memburu dan menembak binatang liar
mereka mengurung ragamu di penjara-penjara
layaknya binatang dalam kandang
Air sungaimu yang jernih
telah teracun oleh limbah tambang
ikan-ikan dalam lautanmu yang luas nan indah
kekayaan alam dalam rahimmu
terus dihisap para kapitalis dan penguasa rakus
Kau hanya akan menikmati limbah dan sampahnya
Aaahh…
Kau harus tetap berontak dan melawan
bagaikan gunung api yang terus memuntahkan lahar
Kau harus terus bersinar
seperti sinar salju abadi di puncak Jayawija
seperti terangnya Bintang Kejora
Kau harus tetap berteriak
seperti kicaun merdu cendrawasih
di lembah-lembah tanah Papua
dan terbanglah setinggi-tingginya, Cendrawasih
‘tuk takluklah kekejaman dan ketidakadilan
Kau harus bangkit dan tegakan kepala
Seperti tegak dan kokohnya puncak Jayawijaya
======
Salam solidaritas dari Puncak Ramelau, Timor-Leste
20/05/2018.
Puisi ini pernah diterbitkan oleh ‘SUARA PAPUA’ pada 4 Juli 2018.
Comment here