Pernyataan Sikap

Kampanye Solidaritas: Kutuk Penculikan Tujuh Aktivis Buruh dan Mahasiswa di Pakistan!

UPDATE (27 APRIL 2018): Berkat kampanye solidaritas internasional ini, semua kamerad Pakistan yang minggu lalu diculik – dan juga kamerad-kamerad lain yang ditangkap karena memprotes penculikan ini – telah bebas. Segenap kamerad dari Progressive Youth Alliance, Red Workers Front, Lal Salam (seksi IMT di Pakistan) dan IMT mengucapkan terimakasih kepada organisasi-organisasi di bawah dan juga individu-individu yang telah memberikan dukungan solidaritas mereka. Buruh sedunia bersatu tak akan terkalahkan! Sosialisme satu-satunya jalan!

Tujuh aktivis buruh dan mahasiswa Pakistan minggu lalu diculik oleh tentara karena keterlibatan mereka dalam gerakan Pashtun. Sampai sekarang keberadaan mereka masih belum diketahui. Sementara 4 aktivis baru saja ditangkap karena menggelar protes menuntut dibebaskan 7 aktivis yang dihilangkan ini.  

Kami serukan kepada serikat-serikat buruh, organisasi mahasiswa, dan organisasi rakyat pekerja lainnya untuk memberi dukungan solidaritas dengan mendukung pernyataan sikap di bawah. Kontak Militan Indonesia untuk menandatangani pernyataan sikap di bawah.

PERNYATAAN SIKAP: KUTUK PENCULIKAN AKTIVIS SERIKAT BURUH DAN MAHASISWA OLEH PEMERINTAH PAKISTAN!

Tujuh pemimpin gerakan mahasiswa dan aktivis serikat buruh diculik pada hari Minggu 22 April 2018 oleh tentara dan aparatus keamanan Pakistan. Para pemimpin mahasiswa ini sedang berangkat dari Karachi ke Lahore dengan kereta, bersama-sama dengan mahasiswa dan buruh lainnya. Mereka belum lama ini menghadiri demonstrasi solidaritas di Karachi untuk menunjukkan dukungan mereka terhadap kaum Pashtun yang tertindas, dan mengutuk kekejaman pemerintah di wilayah Pakistan Utara. Mereka yang dihilangkan adalah:

1) Karim Parhar, pemimpin PTM (Pashtun Movement) dan RWF (Red Workers Front) Quetta

2) Attaullah Afridi, organisator of PYA (Progressive Youth Alliance) Karachi

3) Aftab Ashraf, organisator utama RWF

4) Umer Riaz, organisator PYA Islamabad

5) Zain ul Abideen, organisator utama PYA

6) Muhammad Gulbaz, organisator RWF Kashmir

7) Bilawal Baloch, Sekjen Deputi PYA

Selama bertahun-tahun kaum buruh dan muda di wilayah Pashtun telah ditindas atas nama “keamanan”. Rakyat wilayah Pashtun setiap hari hidupnya terancam oleh tentara, pesawat drone militer dan kaum Islamis fundamentalis. Pada awal tahun ini, Gerakan Pashtun Tahafuz (PTM) dimulai ketika seorang Pashtun muda, Naqeeb Ullah Mehsud, dibunuh di Karacho oleh seorang polisi, Rao Anwar, pada 13 Januari 2018. Naqeeb Ullah Mehsud datang dari suku Mehsud di Waziristan Utara, dan adalah penjaga toko di Karachi ketika dia diculik dan dibunuh secara misterius. Rao Anwar, sang polisi, terkenal sebagai penyerobot lahan, yang menggunakan pemerasan dan pembunuhan untuk mencapai tujuannya. Menurut laporan dia setidaknya telah membunuh 400 orang antara 2011 dan 2018, tetapi tidak ada satupun penyelidikan terhadapnya. Seorang mahasiswa, Mashaal Khan, juga dibunuh oleh kaum Islamis fundamentalis di wilayah Pashtun ketika dia meluncurkan kampanye menentang biaya sekolah yang tinggi, uang sewa rumah yang tinggi, dan korupsi wakil dekan.

Semua demonstrasi Gerakan Pashtun Tahafuz (PTM) sepenuhnya damai, dengan orator yang mengekspresikan keluhan dan ketidakadilan yang mereka alami, menuntut keadilan lewat saluran legal. Akan tetapi institusi pemerintah dan intel mulai menangkapi rakyat, terutama kaum mahasiswa dan buruh yang telah menunjukkan solidaritas mereka dengan PTM. Pada 22 April 2018 sebuah demonstrasi diorganisir di Karachi. Berbagai pemimpin serikat buruh dan mahasiswa berpidato di demonstrasi ini. Ketika para buruh dan mahasiswa ini kembali ke rumah mereka masing-masing, intel dan tentara menyetop kereta dan bus mereka, dan tanpa menunjukkan surat perintah atau surat penangkapan, menculik mereka dan membawa mereka ke lokasi yang tidak diketahui. Sampai sekarang tidak ada informasi mengenai keberadaan mereka dan tidak ada kasus yang terdaftar mengenai mereka. Ini praktik yang biasa dilakukan oleh polisi dan tentara di Pakistan. PTM mengekspresikan sebuah gerakan besar massa yang telah meledak menentang ketidakadilan.

Kami, yang bertandatangan di bawah ini, percaya bahwa rakyat Pakistan, terutama rakyat Pashtun, punya hak penuh untuk mengekspresikan problem-problem mereka lewat kebebasan berpendapat, untuk menggelar demonstrasi dan mengekspresikan kekecewaan mereka di seluruh negeri dengan cara yang damai. Penculikan ilegal oleh aparatus pemerintah harus segera dihentikan. Kaum mahasiswa dan buruh Indonesia ingin melihat Pakistan bebas dari Islamis Fundamentalis, eksploitasi buruh dan penindasan terhadap minoritas.

Oleh karenanya:

1) Kami menuntut agar Perdana Menteri Pakistan, Shahid K. Abbasi dan Menteri Interior Ahsan Iqbal untuk segera membebaskan Karim, Aftab, Gulbaz, Attaullah, Umer, Zain dan Baloch dari tahanan tentara.

2) Kami menuntut agar pemerintah Pakistan berhenti menindas kaum buruh dan aktivis serikat.

3) Kami menunjukkan solidaritas penuh terhadap kaum buruh dan aktivis serikat yang sedang berjuang di Pakistan, dengan mendukung kampanye Solidaritas Serikat Buruh Pakistan.

Yang bertandatangan:

1. Militan Indonesia

2. KPBI (Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia)

3. KPR (Komite Perjuangan Rakyat)

4. SGBN (Sentra Gerakan Buruh Nasional)

5. KSN (Konfederasi Serikat Nasional)

6. FSPBI-Gresik (Federasi Serikat Perjuangan Buruh Independen)

7. Front Mahasiswa Anti Kapitalis

8. Aliansi Mahasiswa Papua – Surabaya

9. PP Konfederasi KASBI

10. SPARTAKUS

11. SBPBI-FSBRK-KASBI

12. KPO-PRP

13. PPR

#ReleaseOurComrades

#ReleasePoliticalActivists

#PashtunTahafuzMovement

#PTM

#PashtunLongMarch2Lahore

#PYA #RWF #IMT

Loading

Comment here