Kalau mahasiswa bersumpah bertanah air tanpa penindasan
maka kita tidak punya tanah air
sebab dari Sabang sampai Ambonia
dari Indonesia sampai Rusia
dari Amerika Latin sampai Afrika
dari Selatan sampai Utara
Penuh penghisapan dan penindasan
LGBT direpresi di Indonesia dan Rusia
Kulit hitam didiskriminasi di Amerika
Pribumi Amerika disingkirkan dari tanah adatnya
Kurdi ditindas di Turki, Suriah, dan Irak
Perempuan masih banyak dirampas hak-haknya
Petani digusur di hampir semua negara dunia ketiga
dan Buruh dihisap di semua belahan dunia
Kalau mahasiswa bersumpah berbangsa yang gandrung akan keadilan
maka kita tidak punya bangsa, di sini dan di manapun di dunia
karena tak ada keadilan bagi West Papua, Kurdistan, ataupun Palestina
tak ada keadilan bagi korban perkosaan massal 98 di Indonesia
tak ada keadilan untuk masyarakat adat di Amerika dan Australia
tak ada keadilan untuk yang dibom atom di Nagasaki dan Hiroshima
Kalau mahasiswa bersumpah berbahasa tanpa kebohongan
maka kita tidak punya bahasa
dengan bahasa Inggris Bush bohong soal senjata pemusnah massal
dengan bahasa Prancis Le Pen memfitnah imigran Islam pencuri lapangan kerja
dengan bahasa Jerman Hitler mencap Yahudi tikus dan Afrika setengah manusia
dan dengan bahasa Indonesia Theys Aluay ditipu serta Papua direkayasa sejarahnya
Kita tidak punya tanah air, bangsa, ataupun bahasa
kecuali yang bisa kita wujudkan di masa depan
saat semua tirani tumbang, kelas-kelas menghilang,
dan perjuangan menang
ditulis oleh Leon Kastayudha, kader KPO PRP
Hidup Rakyat
Hidup Mahasiswa
Hidup Perempuan Yang Berlawan