Tanggal 1 Desember merupakan hari yang penting dalam perjuangan West Papua. Pada tanggal 1 Desember 1961, untuk pertama kalinya bendera Bintang Kejora dikibarkan. Ini merupakan simbol pengakuan berdirinya embrio negara West Papua.
Pada 1 Desember 2017 ini berbagai acara peringatan juga dilakukan di West Papua. Solidaritas Nasional Mahasiswa dan Pemuda Papua (SONAMAPPA) melakukan aksi membagi-bagikan kartu ucapan selamat hari kemerdekaan West Papua di beberapa titik. Acara ibadah dan doa bersama diselengarakan oleh Komite Nasional Papua Barat (KNPB) di berbagai daerah di West Papua. KNPB Numbay, KNPB Timika, KNPB Sentani, PRD Merauke, Dewan Adat Papua serta WPNA Manokwari melakukannya.
Di Almasuh, sekitar 22 anggota KNPB Wilayah Almasuh ditangkap. Mereka ditangkap di kantor KNPB Sektor Kamundu I pada malam hari Kamis, 30 November. Mereka kini ditahan di Polres Merauke. Polisi dan tentara sendiri menyatroni kantor KNPB Sektor Kamundu I sejak kami sore hingga pagi hari 1 Desember.
Acara ibadah di Kantor Parlemen Rakyat Daerah (PRD) Wilayah Merauke dibubarkan oleh polisi dan tentara.
Dewan Adat Papua wilayah III Domberai di Manokwari juga menggelar ibadah dan doa bersama. Dalam acara tersebut diungkapkan bahwa rakyat West Papua semakin termarginalkan bahkan dapat punah dan tinggal sejarah saja. Peringatan 1 Desember ini untuk mengungkap jati diri orang asli Papua.
Acara ibadah dan doa bersama yang diselenggarakan oleh KNPB Sorong Raya juga dibubarkan oleh polisi dan tentara. Selain itu 2 orang anggota KNPB Sorong Raya dan satu orang dari Institut Demokrasi Jakarta ditangkap, mereka kemudian dibawa ke Polresta Sorong Raya.
Tanggal 1 Desember kali ini juga bertepatan dengan hari terakhir Konferensi Tingkat Tinggi ULMWP di Port Villa, Vanuatu. Salah satu hasil dari pertemuan ULMWP adalah struktur pimpinan ULMWP, Dewan Komite dan Eksekutif, baru. Selain itu acara juga diisi dengan penyerahan sertifikat tanah dan kantor untuk ULMWP di Vanuatu.
Sementara itu di mile poin 60 distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, konvoi kendaraan trailer PT Freeport ditembaki. Hingga saat ini belum ada pernyataan resmi dari pihak yang bertanggungjawab atas penembakan tersebut.
Di Jayapura, sekitar 300an polisi bersenjata lengkap didukung oleh tentara disiagakan di berbagai sudut kota sejak malam menjelang 1 Desember. Kekuatan mereka ditambah dengan mobil water cannon serta kendaraan lapis baja lainnya. Polisi dan tentara juga mendirikan tenda di lapangan makam Theys H Eluay. Pada tanggal 1 Desember, polisi dan tentara melakukan apel pagi di lapangan makam tersebut serta di Perumnas II Waena. Aparat kepolisian juga disiagakan di jalan masuk kantor KNPB Pusat Vietnam. Di berbagai tempat perbatasan Jayapura, Kabupaten Kerom dan perbatasan Jayapura di Sentani, patroli dan sweeping dilakukan oleh aparat kepolisian. Sementara itu mimbar bebas yang rencananya akan diselenggarakan di depan Gedung Kabesman Universitas Cendrawasih dibatalkan karena pengepungan oleh pihak kepolisian.
Namun di tengah upaya pengepungan, intimidasi dan represi tersebut, rakyat West Papua tetap hadir di kantor KNPB Pusat untuk mengikuti acara ibadah dan doa bersama. Acara tersebut dihadiri juga oleh mantan tahanan politik, Filep Karma. Selain itu juga perwakilan dari Gereja, mahasiswa, perempuan serta Tentara Pembebasan Nasional-Papua Barat (TPN-PB). Dalam acara ibadah tersebut kembali disuarakan tuntutan referendum sebagai solusi demokratis dan damai untuk persoalan di Papua. (agf)
Comment here