Catalunya tutup hari ini, Selasa, akibat pemogokan umum buruh dan “penghentian bangsa” oleh masyarakat sipil.
Jutaan rakyat Catalan murka terhadap represi biadab negara Spanyol atas referendum kemerdekaan mereka Senin lalu.
Terlepas dari majelis pengadilan Spanyol yang melarang voting dan aparat-aparat kepolisian melukai ratusan orang dalam upayanya menghentikan referendum, lebih dari dua juta jiwa atau 90% pemilih memilih untuk merdeka.
Organisasi-organisasi
Pemogokan ini awalnya diserukan oleh serikat-serikat buruh kiri. Namun kemudian didukung oleh suatu koalisi luas dari kelompok-kelompok independen, serikat-serikat buruh besar, bahkan juga beberapa organisasi majikan.
Kerumunan aktivis memblokir sampai 50 jalan di sepenjuru Catalunya pada hari mogok dan mendirikan barikade-barikade dari ban-ban atau kotak-kotak pemilu bekas. Transportasi umum dikurangi sampai sepenuhnya minimum.
Pau Serra, seorang pemadam kebakaran, mengatakan pada media Socialist Worker (buruh sosialis.penj), “Pemogokan ini berhasil. Saya berjalan di seluruh Barcelona dan semuanya tutup kecuali warung-warung keci.”
Buruh galangan kapal juga serempak mogok, menutup pelabuhan-pelabuhan di Barcelona, Girona, dan Tarragona.
Albert Gil, seorang buruh pelabuhan, menceritakan kepada Socialist Worker, “Para buruh pelabuhan adalah bagian dari rakyat dan kami akan selalu bersama rakyat pada masa-masa sulit.”
Pasar-pasar pangan besar juga sepi dan para petani menghentikan panen mereka.
Beberapa majikan menutup tempat-tempat kerja mereka secara sukarela. Beberapa dipaksa menutupnya.
Piket-piket komunitas merazia toko-toko dan restauran-restauran meminta mereka untuk tutup atau memblokir jalan-jalan akses ke pusat-pusat industri. Aktivitas-aktivitas ini umumnya diorganisir dari bawah dalam majelis-majelis lokal pada senin malam.
Demonstrasi-demonstrasi utama digelar pada petang setelah Socialist Worker mencetak artikel ini pada Selasa.
Namun puluhan ribu berpawai di Alun-alun Universitas Barcelona pada tengah hari dan banyak lagi demonstrasi di lingkungan-lingkungan serta kota kecil-kota kecil lainnya.
Marina Morante, seorang pelajar, mengisahkan pada Socialis Worker dari pawai di Nou Barris, suatu distrik kelas buruh di Barcelona. “Banyak orang turun ke jalan, banyak tempat tutup,” katanya.
“Pagi ini kami menggeruduk supermarket Mercadona yang tidak menghormati pemogokan, lalu pergi ke markas pemadam kebakaran untuk berdemonstrasi dan berpawai dengan para pemadam kebakaran. Kini ada 400 orang di sini menyerukan yel-yel ‘anticapitalista.’ Gagasan-gagasan rakyat tengah berubah.”
Terperosok ke dalam Krisis
Referendum Catalunya telah membuat negara Spanyol terperosok ke dalam krisis terdalam sejak transisi keluar dari kediktatoran tahun 1970an.
Mariano Rajoy, Perdana Menteri Spanyol, menampik hasil referendum, menyatakannya “ilegal”, dan menolak kemerdekaan Catalunya.
Para politisi dan bahkan banyak konglomerat Catalan setuju dengannya, serta kiri Spanyol banyak yang berkhianat atau cuma (paling banter) melihat saja.
Namun rakyat jelata Catalan yang menolak dibungkam minggu lalu punya pandangan lain.
Krisis di Pucuk Negara Spanyol Mendalam – Kaum Buruh Bisa Mendesakkan Tuntutan Melampaui Para Majikan Pro-Kemerdekaan
Carles Puigdemont, Presiden Catalan, mengumumkan setelah hasil referendum, “Kita telah memenangkan hak atas negara merdeka, dalam bentuk republik.”
Ia menginisiasi gerak-gerak menuju deklarasi kemerdekaan sepihak, mengatakan “Institusi-institusi Catalan harus menerapkan apa yang diputuskan warga.”
Namun untuk mengalahkan penentangan dari negara Spanyol membutuhkan kekuatan sosial—dan Puigdemont yang sayap kanan ini malah mencari dukungan dari tempat yang salah.
Ia menekankan bahwa setelah voting referendum ia akan meminta mediasi dari Uni Eropa (UE). Namun perlakuan UE terhadap Yunani telah menunjukkan kedengkian UE terhadap demokrasi dan kehendak rakyat.
Komisi Eropa menampik voting “ilegal” sebagai “urusan dalam negeri Spanyol” serta mengatakan mereka “percaya” kepemimpinan Rajoy.
UE menyerukan “persatuan dan stabilitas” serta mengatakan Catalunya merdeka tidak punya tempat di UE.
Lalu ada persoalan siapa yang memimpin mogok Selasa.
Organisasi-organisasi
Beberapa politisi Catalan dan organisasi-organisasi pro-kemerdekaan mengecil-kecilkan peran yang dimainkan kaum buruh dan menekankan bahwa seluruh bangsa terlibat.
Memang dukungan dari usaha-usaha kecil pasti menambah daya dan dampak pemogokan di sektor-sektor kunci seperti pangan dan eceran. Majikan-majikan setor publik mengatakan para buruh mereka tidak akan kehilangan uang karena mogok.
Namun organisasi majikan utama di Catalunya mengutuk pemogokan. Butuh organisasi buruh untuk menerapkan pemogokan.
Salah satu serikat buruh kiri yang menginisiasi penutupan usaha dan penghentian kerja adalah Konfederasi Buruh Umum (CGT) menuduh serikat-serikat buruh besar menggunakan “penghentian nasional” sebagai dalih atas inaktivitas.
Jelas kaum majikan dan buruh punya perbedaan kepentingan.
Bahkan bisnis-bisnis Catalan yang bersimpati terhadap kemerdekaan lebih memilih kekuasaan Spanyol daripada “instabilitas” dan mobilisasi massa.
Juga para politisi Eropa yang mewakili institusi-kemapanan sama busuknya dengan Rajoy bukanlah kawan bagi mereka yang ditindas dan berusaha melawannya.
Hanya pembangunan perlawanan kolektif yang memungkinkan referendum—dan khususnya kekuasaan kelas buruh Catalan—bisa mengalahkan oposisi negara Spanyol.
Tulisan ini diterjemahkan dari artikel General strike in Catalonia exploits the tensions at the top of the Spanish state yang ditulis oleh Dave Sewell di Socialist Worker pada 3 Oktober 2017 . Artikel asli dapat diakses di https://socialistworker.co.uk/art/45435/General+strike+in+Catalonia+exploits+the+tensions+at+the+top+of+the+Spanish+state, diterjemahkan oleh Leon Kastayudha, kader KPO PRP
Comment here