Gelombang perlawanan dari kaum LGBT di Australia kembali menunjukan mobilisasi massa yang luar biasa besar dan kampanye yang meluas. Lebih dari 20.000 orang turun ke jalan untuk memberikan dukungan bagi penyelenggaraan Postal Vote[1] di Melbourne. Kali ini Postal Vote digunakan di Australia untuk mengesahkan pernikahan sesama jenis yang selama ini dilarang oleh pemerintahan Australia. Pada tanggal 26 Agustus Melbourne menjadi saksi mobilisasi terbesar di Australia untuk mendukung hak hak LGBTI. Tidak mau kalah dengan Melbourne, pada tanggal 2 September yang lalu berkumpul 2.000 aksi massa yang tumpah ruah di Canberra untuk mendukung hak hak LGBTI. Merekapun mendukung kampanye untuk mengatakan “iya” pada pernikahan sesama jenis bagi kaum LGBTI. Selanjutnya pada tanggal 10 September menyusul aksi demonstrasi dilakukan di Brisbane dengan 10.000 orang yang berkumpul di jalanan dan di Sydney dengan estimasi massa yang lebih banyak dari 20.000 orang yang turun kejalan. Aksi demonstrasi ini turut dihadiri pula oleh mahasiswa, serikat serikat buruh, siswa sekolah, kaum sosialis dan komunis, kelompok-kelompok gereja, organisasi politik dan kelompok kampanye yang berasal dari kelompok LGBTI maupun yang tidak dari kelompok LGBTI. Aksi demonstrasi ini diorganisir oleh kelompok “Equal Love” yang selalu menekankan pada kampanye yang meluas lewat aksi massa, bicara di depan massa dan kegiatan kegiatan aktivisme bersama akar rumput.
Awalnya kelompok dari sayap kanan di Australia yang dipimpin oleh Tony Abbot dan Eric Abetz mulai menyoroti isu tentang pernikahan sesama jenis ini semenjak 2013 dimana postal survey menjadi skemanya untuk menghambat dan menggelincirkan gerakan yang menuntut kesetaraan.[2] Namun gerakan yang menuntut kesetaraan yang salah satunya menuntut pernikahan sesama jenis agar tidak dilarang di Australia, justru semakin meningkat mobilisasi massanya. Jika ditarik jauh lagi kebelakang di tahun 2004, pemerintah yang berkuasa di Australia menambahkan definisi pernikahan dalam undang undang pernikahan yang ada. Pernikahan didefinisikan menjadi penyatuan antara laki laki dan perempuan saja, yang juga melarang pengakuan pernikahan sesama jenis. Penjelasan definisi pernikahan tersebut juga menyulitkan pasangan sesama jenis untuk mendapatkan legitimasi dalam mengadopsi anak. Saat itu pemerintahan dikuasai oleh partai liberal yang juga didukung oleh partai buruh disana tanpa ada perdebatan yang berarti tentang penambahan definisi tentang pernikahan tersebut pada bulan Agustus 2004.[3] Pada saat itu terjadi juga aksi-aksi demonstrasi di kota kota besar di Australia. Namun orang orang yang beroposisi dengan kebijakan pemerintah kala itu hanyalah sekitar 38 persen dan masih sangat kecil untuk melawan kebijakan diskriminatif tersebut.[4] Menariknya, hanya butuh waktu 6 tahun untuk meningkatkan dukungan terhadap gerakan Equal Love dimana dukungan tersebut melonjak menjadi 60 persen.[5] Hal tersebut tidak bisa dilepaskan dari aksi aksi demonstrasi dan kampanye tentang Equal Love yang terus menerus dilakukan.
Meskipun ada yang melihat bahwa gerakan untuk menuntut pernikahan sesama jenis tidaklah tepat karena justru memasukkan diri pada jeratan keluarga sebagai institusi penindasan, namun gerakan Equal Love berposisi lain. Memang betul bahwa keluarga saat ini masih berkontribusi pada penindasan perempuan, apalagi keluarga juga berkontribusi menyingkirkan kaum LGBTI dengan fungsi keluarga untuk bereproduksi. Namun tujuan dari gerakan Equal Love ini bukanlah untuk melanggengkan keluarga sebagai institusi penindasan, melainkan untuk menegaskan posisi massa untuk menentang Homophobia.[6] Berikutnya, pernikahan sesama jenis bisa digunakan untuk merebut hak hak yang selama ini tidak didapatkan oleh kaum LGBTI, seperti hak hak dibidang kesehatan dimana kaum LGBTI masih mendapatkan diskriminasi, hak hak dibidang pekerjaan untuk juga mendapatkan hak yang sama dengan pekerja lainnya[7], dan tentunya keuntungan keuntungan lain yang didapatkan oleh kaum LGBTI dalam kehidupan bermasyarakat. Yang terakhir, tuntutan pernikahan sesama jenis ini bisa digunakan sebagai alat untuk membelejeti pemerintahan yang berkuasa di Australia sekarang yang masih melakukan tindakan diskriminasi dengan adanya solidaritas solidaritas dari gerakan lainnya. Solidaritas antar rakyat tertindas dapat menghilangkan ego sektoral gerakan dan saling meningkatkan dukungan terhadap isu yang dibawa oleh masing masing gerakan. Maka dari itu, disamping meningkatkan dukungan terhadap isu isu yang terjadi di masyarakat, solidaritas berguna juga untuk saling mempropagandakan penindasan penindasan yang terjadi di setiap sektor masyarakat. Contohnya diskriminasi yang terjadi bagi buruh konstruksi yang masih terjadi pula bagi kaum LGBTI, masih adanya diskriminasi dalam layanan kesehatan terutama bagi kaum LGBTI, dan lain sebagainya.
Kemenangan dari kampanye untuk mengatakan “iya” pada pernikahan sesama jenis ini bukanlah menjadi kemenangan kaum LGBTI saja, melainkan bentuk serangan terhadap legitimasi pemerintahan Turnbull.[8] Kemenangan dari solidaritas yang bisa mengalahkan aturan politik dari pemerintah. Dan kampanye ini juga bisa meluaskan lapisan perjuangan kelompok kelompok yang menjadi target kekejaman pemerintah seperti pengungsi, umat muslim, dan lain lain.[9]
Memobilisasi massa untuk aktif melakukan kampanye dan melakukan aksi massa adalah hal yang penting untuk dilakukan.[10] Aksi massa untuk turun ke jalan melakukan demonstrasi menjadi krusial untuk melakukan kampanye kampanye. Aksi massa menjadi penting untuk mengembangkan daya juang dalam momentum momentum tertentu, menciptakan kenyamanan dan kekuatan kolektif untuk menyampaikan kampanye tentang kesetaraan. Hal tersebut juga dibarengi dengan intervenisnya kedalam tempat tempat kerja, sekolah sekolah, universitas universitas dan tempat tempat lainnya. Akhirnya, gerakan Equal Love berhasil merubah massa pendukung pasif menjadi massa pendukung aktif untuk mendukung kampanye mengatakan “iya” pada pernikahan sesama jenis.
Serikat buruh dan dukungannya terhadap gerakan “Equal Love”
Perjuangan melakukan kampanye tentang kesetaraan tidaklah mungkin jika dilakukan sendiri oleh kaum LGBTI. Namun mereka membuka layer perjuangan yang luas untuk membuka keran solidaritas dari gerakan gerakan lainnya. Hal ini juga tidak bisa dipisahkan dari hasil kampanyenya yang berhasil dimasukkan kedalam tempat tempat kerja, sekolah sekolah, universitas universitas, dan tempat tempat lainnya. Sampai kerja kerja perjuangan tersebut menghasilkan peningkatan mobilisasi yang signifikan dan berhasil meraup dukungan dari serikat serikat buruh yang ada. Dukungan dari serikat buruh sangatlah penting bagi posisi kaum revolusioner untuk membuka demokrasi yang utuh bagi seluruh rakyat pekerja dan juga menguntungkan bagi serikat buruh untuk menghilangkan segala bentuk diskriminasi di lapangan kerja termasuk bagi kaum LGBTI.
Terdapat juga serikat buruh yang memberikan dukungannya terhadap gerakan Equal Love di Australia dengan mengampanyekan tentang “Equality is Unions Business”. Seperti halnya yang dilakukan oleh Consturction, Forestry, Mining, and Energy Union (CFMEU) pada kampanye kampanye yang digunakannya. Mereka mengkampanyekan untuk mengatakan “iya” pada kesetaran dan mengatakan “tidak” terhadap bullying dan pelecehan seksual.[11] Anggota anggota CFMEU yang bekerja sebagai buruh bangunan di Universitas Geelong juga berhasil memobilisasi para buruh bangunan disana untuk mendukung kesetaraan.[12] Dalam kolom komentar komentar di facebook CFMEU juga terus menegaskan bahwa seluruh anggota CFMEU layak mendapatkan kesetaraan. Pernyataan tersebut berarti dukungan terhadap kesetaraan dan pernikahan sesama jenis bagi kaum LGBTI tidak hanya memberikan solidaritas bagi gerakan LGBTI, namun juga bentuk penghilangan diskriminasi terhadap setiap anggota anggota serikat buruh.
Tidak hanya dukungan dari CFMEU dan buruh bangunan di Universitas Geelong, Maritime Union of Australia (MUA) juga memberikan dukungannya pada gerakan Equal Love untuk mengesahkan pernikahan sesama jenis di Australia. Bahkan MUA sudah menyatakan dukungannya dengan resolusi yang dikeluarkan dalam agenda Konferensi Nasional Anggota MUA di tahun 2016. Resolusi MUA menyatakan bahwa MUA mendukung dan berkampanye tentang hak hak dari komunitas LGBTI dalam undang undang termasuk pernikahan sejenis, dan menuntut pemerintah untuk mengesahkan pernikhan sejenis bagi LGBTQI.[13] MUA juga menyatakan dukungannya terhadap penghentian seluruh undang undang yang diskriminatif. Tidak berbeda dengan CFMEU, MUA menyatakan bahwa “Equality is MUA Business”.
Dari serikat perawat dan bidan juga memberikan dukungan untuk gerakan Equal Love ini. NSW Nurses and Midwives Association contohnya. Mereka bahkan mempromosikan keadilan sosial untuk anggota dan komunitasnya. Meskipun ada anggota yang mengusulkan untuk keluarari debat tentang pernikahan sejenis dan tetap pada apa yang dilakukan oleh NSW Nurses and Midwives Association, namun mereka menolak untuk tetap diam. Mereka tidak akan membiarkan pasien, perawat, dan bidan di NSW tersungkur. Mereka menginginkan setiap pasien LGBTI yang berjalan masuk kedalam rumah sakitnya dan mengakses fasilitas kesehatan disana mendapatkan sambutan dan keamanan.[14]
Dibidang teknik listrik dan elektronik, Electrical Trade Union (ETU) juga mengkampanyekan dukungannya terhadap pernikahan sesama jenis. Mereka menyatakan jika tetap diam, maka akan melemahkan ribuan anggota anggota ETU. Terutama anggota anggota ETU yang memiliki orientasi seksual LGBTI yang mendapatkan posisi yang tidak setara dalam hukum Australia. Beberapa orang akan berpikir bahwa serikat tidak mempunyai urusan untuk bergabung dalam perdebatan ini, namun ETU mengundang orang orang tersebut untuk mempertimbangkannya lagi. ETU menginginkan kehidupan yang lebih baik bagi seluruh anggota dan bagi seluruh orang orang Australia.[15] Begitulah pernyataan dukungan dari ETU untuk menuntut disahkannya undang undang pernikahan sesama jenis di Australia.
Begitulah sekiranya dukungan dukungan yang diberikan oleh serikat serikat buruh di Australia untuk mendukung gerakan Equal Love untuk menuntut pengesahan undang undang pernikahan sesama jenis. Ada juga dukungan dukungan lain seperti dari Australian Education Union (AEU), Australian Manufacturing Workers Union (AMWU), Australian Services Union (ASU), Community and Public Sector Union (CPSU), Finance Sector Union (FSU), Medical Scientist Association of Australia (MSAV), Queensland Council of Union, Rail Tram and Bus Union (RTPU), The Health and Community Services Union (HACSU), The Services Union, Union Aid Abroad (APHEDA), United Firefighters of Australia, United Voice, Victorian Psychologists Association (VPA), dan Victorian Trades Hall Council.[16] Dukungan dari serikat serikat buruh yang bermunculan di Australia untuk mendukung gerakan Equal Love sangatlah berarti. Pasalnya buruh menjadi jantung tenaga kerja dari kapitalisme yang paling berpotensi untuk memberikan tekanan bagi para kaum kapitalis itu sendiri.
Pelajaran dari gerakan Equal Love di Australia dan kepentingan serikat buruh untuk memberi dukungan
Gerakan LGBTI tidak bisa lagi berdiam diri, menutup diri, bersembunyi dan terus merunduk. Gerakan Equal Love di Australia membuktikan gelombang perlawanan yang luar biasa dan terus menerus agar mampu memobilisasi massa sebesar besarnya untuk mendukung terpenuhinya hak hak LGBTI. Meskipun diskriminasi lewat pelarangan terhadap eksistensi LGBTI di Australia sudah dilakukan oleh pemerintah dan dukungan terhadap LGBTI hanya sedikit, namun gerakan LGBTI di Australia terus melakukan perlawanan. Kampanye kampanye Equal Love, kesetaraan, pernikahan sesama jenis, dilakukan dengan masuk kedalam tempat tempat kerja, sekolah sekolah, universitas universitas dan tempat tempat lainnya menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Aksi massa turun kejalan untuk melakukan demonstrasi juga menjadi hal yang krusial untuk dilakukan. Aksi massa akan mampu menebarkan keberanian bagi massa, memperkuat kekuatan kolektif, dan memudahkan penyebaran kampanye. Tidak kalah penting juga untuk membuka solidaritas luasnya untuk meningkatkan mobilisasi massa untuk mendukung hak hak LGBTI sambil juga membelejeti kapitalisme lewat persatuan antar rakyat yang tertindas.
Pelajaran juga bisa diambil dari dukungan serikat serikat buruh pada gerakan kesetaraan untuk menuntut hak hak LGBTI di Australia termasuk gerakan Equal Love yang sekarang menuntut disahkannya undang undang pernikahan sesama jenis. Serikat buruh juga punya kepentingan untuk memberi dukungan bagi gerakan LGBTI. Pertama, serikat buruh berkepentingan untuk menghilangkan diskriminasi yang terjadi bagi setiap anggotanya dan pekerja pekerja lainnya di dalam tempat kerja yang memiliki orientasi seksual apapun. Hal ini juga akan mewujudkan atmosfer serikat buruh yang ramah terhadap kesetaraan, menjamin hak hak setiap anggotanya tanpa terkecuali dan mensolidkan serikat buruh itu sendiri. Kedua, dukungan solidaritas serikat buruh terhadap gerakan LGBTI akan membentuk pola perjuangan bersama antar rakyat yang tertindas dan memudahkan kelas pekerja untuk berjuang bersama membelejeti kapitalisme bahkan sampai menggulingkan kapitalisme untuk kemudian merebut alat produksinya. Ketiga, membebaskan anggota anggota serikat buruh dari diskriminasi dan bersatu dengan gerakan rakyat tertindas lainnya akan menguntungkan bagi mobilisasi massa kelas pekerja untuk menciptakan demokrasi yang utuh. Demokrasi yang utuh adalah demokrasi bagi kelas pekerja dengan kontrol penuh atas alat produksi untuk mencapai sosialisme.
ditulis oleh Faranisa Alana, anggota Lingkar Studi Sosialis
[1] Yang dimaksud “Postal Vote” adalah pemungutan suara yang disebarkan untuk menekan pemerintah mengikuti suara terbanyak pada masyarakat
[2] O’Shea, Louise. “How the postal vote fiasco turned the marriage equality campaign around”. Redflag A Voice of Resistance. 28 Agustus 2017. <https://redflag.org.au/node/5974> terakhir diakses tanggal 6 September 2017.
[3] O’Shea, Louise. “The campaign for equal marriage rights”. Marxist Left Review. <http://marxistleftreview.org/index.php/autumn-2011-78/64-the-campaign-for-equal-marriage-rights> terakhir diakses tanggal 6 September 2017.
[4] Ibid
[5] Ibid
[6] O’Shea, Louise. The campaign. op.cit
[7] Ibid
[8] O’Shea, Louise. How the postal. op.cit
[9] Ibid
[10] Ibid
[11] Consturction, Forestry, Mining, and Energy Union (CFMEU) <https://www.facebook.com/CFMEU/?fref=ts> terakhir diakses tanggal 6 September
[12] Geelong Trades Hall <https://www.facebook.com/geelong.tradeshall/?hc_ref=ARRqIfIAlTTdQA1w8TfJqmEC-wStggiBVDcOX0lkiNPc_KxInHmJpHNi4WH3Q64xQco> terakhir diakses tanggal 6 September
[13] Maritime Union of Australia (MUA) <https://www.facebook.com/MaritimeUnionAustralia/?fref=ts> terakhir diakses tanggal 9 September 2017
[14] NSW Nurses and Midwives Association <https://www.facebook.com/nswnma/?ref=gs&hc_ref=ARSupuOHfKIFywU7oYAO014CVqIRI9BGPJNpyzVr9_qI6BI7cdZlEqutjrw4RNj8f3Q&fref=gs&hc_location=group> terakhir diakses tanggal 6 September 2017.
[15] Electrical Trade Union (ETU) <https://www.facebook.com/ETUNational/?ref=gs&hc_ref=ARTimHxuE3KKgVmLA7ewqtXmqGpmfBkBoU0453w0nOu7XBZwh_5gKvgy0IdeNg2xdVQ&fref=gs&hc_location=group> terakhir diakses tanggal 6 September 2017.
[16] <http://www.australianmarriageequality.org/union-support/> terakhir diakses tanggal 6 September 2017
Comment here