KebudayaanPernyataan Sikap

Maklumat Buku Dari Jogja

Maklumat BukuIndonesia bukan hanya dibangun dengan tetabuhan perang, tapi juga dipahat lewat kata-kata dan perdebatan. Maka kita saksikan dalam kaca benggala sejarah nyaris seluruh tokoh kunci pergerakan yang sidik jarinya menempel dalam traktat perumusan bangsa dan pembentukan negara adalah para penulis dan pembaca buku. Mereka datang dari berbagai alam pikir, multiideologi, ragam suku, dan dari rumah bahasa yang majemuk.

Lalu kita melihat Indonesia adalah panggung kata-kata dan sekaligus perdebatan. Indonesia adalah eksperimen bagaimana kebhinnekaan dihidupkan dari sebuah pencarian dan gesekan ideologis dan pengetahuan. Pancasila, untuk menyebut salah satunya, adalah temuan asas yang lahir dari panggung perdebatan multiideologi itu.

Pasca Indonesia lahir sebagai negara, kita telah melewati nyaris seluruh eksperimen dan percobaan; dari perdebatan dalam ruang dan penerbitan buku, brosur, dan koran hingga pelaksanaan kehendak lewat operasi bersenjata paling berdarah di beberapa faset sejarah.

Menginsyafi sejarah panjang kita berbangsa dalam kemajemukan ideologi dan bernegara di sabuk geografis yang luas mestinya kita bisa belajar tentang arti penghormatan pada keragaman dan pentingnya mengekspresikan keyakinan lewat perdebatan.

Pemberangusan untuk membungkam pandangan yang berbeda dalam muatan atau isi buku justru bertentangan dengan semangat Pancasila yang menawarkan eklektisisme ketimbang keseragaman. Buku adalah ruang pengetahuan yang demokratis sehingga penyeragaman pandangan melalui pelarangan buku merupakan cara yang tidak demokratis.

Pemberangusan buku akhir-akhir ini di berbagai kota yang dilakukan dengan dalih membawa pandangan dan falsafah tertentu yang berbahaya bagi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah tindakan yang tidak perlu terjadi di dalam masyarakat terbuka dan demokratis seperti saat ini. Apalagi, di tengah menguatnya usaha pemerintah yang bekerja sama dengan pegiat literasi mengampanyekan Indonesia untuk memperkuat kultur membaca, peristiwa ini menjadi semacam anakronisme.

Menyikapi situasi terkini yang menekan dan meresahkan, kami, Masyarakat Literasi Yogyakarta (MLY) yang terdiri dari penerbit, lembaga percetakan, toko buku, pelapak online, asosiasi buku, pembaca, pegiat media komunitas dan literasi, perupa, media independen, dan organisasi kemahasiswaan menyampaikan 7 (tujuh) maklumat:

SATU. Kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat di hadapan orang banyak lewat berbagai media, termasuk persamuan seni-budaya dan penerbitan buku, adalah amanat Reformasi dan Konstitusi yang mesti dijaga dan dirawat bersama dalam kerangka kebhinnekaan sebagai bangsa.

DUA. Setiap perselisihan pendapat atas pikiran yang berbeda hendaknya diselesaikan dengan jalan dialog dan/atau mimbar-mimbar perdebatan untuk memperkaya khasanah pengetahuan dan keilmuan.

TIGA. Segala bentuk pelarangan atas penerbitan buku dan produk-produk akal budi seyogyanya dilakukan pihak-pihak yang berwewenang atas seizin pengadilan sebagaimana diatur oleh hukum perundangan yang berlaku dengan mengedepankan aspek penghormatan pada hak asasi manusia, demokrasi, dan keadilan. Prosedur hukum yang dimaksud salah satunya seperti termaktub dalam Surat Keputusan Mahkamah Konstitusi tentang Pelarangan Buku Nomor 6-13-20/PUU-VIII/2010.

EMPAT. Mendesak kepada lembaga Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) untuk membuka secara bebas arsip-arsip negara yang terkait dengan tragedi 1965 dan pelanggaran HAM berat lainnya sebagai bagian dari upaya kita belajar dan memperkaya khasanah pengetahuan kesejarahan.

LIMA. Mendorong pemerintah, baik pusat dan daerah, menciptakan iklim perbukuan yang sehat, kompetitif, dan memberi perlindungan pada kerja penerbitan, diskusi buku, dan gerakan literasi yang inovatif sebagaimana diamanatkan preambule UUD 1945, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.

ENAM. Asas, kerja umum, dan kegiatan harian ekosistem perbukuan membutuhkan aturan main yang jelas dan mengikat semua ekosistem yang bernaung di dalamnya. Oleh karena itu, mendesak Pemerintah dan DPR RI untuk menggodok dan segera mengesahkan UU Sistem Perbukuan Nasional yang demokratis.

TUJUH. Mendesak Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) sebagai salah satu dari asosiasi penerbit buku yang menjadi mitra pemerintah dan sudah berpengalaman dalam sejarah panjang perbukuan nasional senantiasa mengambil peran yang signifikan dan aktif-responsif untuk membangun komunikasi yang sehat dengan elemen-elemen masyarakat yang plural.

Demikian “Maklumat Buku” Masyarakat Literasi Yogyakarta yang disampaikan di Kota Yogyakarta, bertepatan pada Hari Buku Nasional, 17 Mei 2016.

MASYARAKAT LITERASI YOGYAKARTA (MLY)

3G Production
Achmad Munjid (Akademisi)
Adhe Maruf (Octopus Publishing)
Aguk Irawan M.N. (Baitul Kilmah)
Afthonul Afif (Penulis)
Ahmad Sahide (Komunitas Belajar Menulis/KBM)
Akhmad Irham (Gerilya Buku)
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jogja
Aliansi Penerbit Alternatif
Alissa Wahid
Andres Busrianto (Anagard/Street Artist)
Andy Seno Aja (Seniman)
Arif Abdulrakhim (Doelz Idea)
Baskara T. Wardaya (Sejarawan)
Bimo Adimoelya (Satunama Yogyakarta)
Bintang Nusantara
Bonar Saragih (Editor)
Bondan Nusantara (Jurnalis dan Seniman)
BPPM Balairung UGM
Budiawan (Penulis dan Akademisi)
Buku Papua
Buldanul Khuri (MataBangsa)
Combine Resource Indonesia (CRI)
Darmawan
Dipo Andy Muttaqien (Yayasan Indonesia Buku)
Djaman Baroe
Djendelo Koffie
Dodo Hartoko (Pekerja Buku dan Penggiat Seni)
Dongeng Kopi Jogja
Dwi Cipta (Penulis dan Pegiat Literasi)
Eka Saputra (Bloger dan Pembangun Web)
Elga Joan Sarapung (Peneliti)
Fairuzul Mumtaz (Radio Buku)
Faiz Ahsoul (Apresiasi Sastra/Apsas)
Faruk H.T. (Penulis, Pengajar Sastra, dan Pengelola PKKH UGM)
Forum TBM Yogyakarta
Fransisca Dwi Indah Asmiarsi (Penggiat NGO)
FX Widyatmoko Koskow (Pengajar Seni)
Gading Publishing
Galam Zulkifli (Seniman di Bale Black Box)
Gambang Buku Budaya
Garin Nugroho (Sutradara Film, Calon Wali Kota Jogja)
Genta Publishing
Guntur Narwaya (Pusham UII)
Gusdurian
Hasan Basri (Lesbumi PWNU DIY)
Hasta Indriyana (Penyair)
Hendra Himawan (Pengajar Seni)
Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Yogyakarta
Indonesian Visual Art Archive (IVAA)
Indra Gunawan (Lebah Buku)
Indra Ismawan (Narasi)
Indro Suprobo (Penerjemah dan Editor)
Info Seni Jogja (ISJ)
INSIST Press
Institut DIAN/Interfidei
Interlude Publishing
Iqbal Aji Daryono (Penulis/Gelar Pustaka)
Irwan Bajang (Indie Book Corner)
Jual Buku Sastra
Kalatida
Kampung Buku Jogja
Katrin Bandel
KBEA
Kedung Darma Romansha (Penulis dan Pemeran)
Kiri Sufi, Penerbit
Klub Baca
Klub Buku Yogyakarta
Komunitas Mata Pena
KUNCI Cultural Studies
Kuncoro Hadi (Penulis Sejarah)
LBH Yogyakarta
Lidahibu
Listeno Audio Book
Listia (Peneliti, Penulis)
LPM Ekspresi UNY
LPM Mata Angin UPN
LPM Poros UAD
M. Jadul Maula (Wakil Ketua PWNU Yogyakarta)
Majelis Pustaka Muhammadiyah (Yogyakarta)
Markaban Anwar (Editor)
Mediasastra.com
Metabook
Mojok.co dan Buku Mojok
Muhammad Nursam (Ombak)
Muhidin M. Dahlan (Warung Arsip)
Ong Hari Wahyu (Pekerja Seni)
Ons Untoro (Penggiat Sastra dan Kebudayaan)
Penerbit Cakrawangsa
Penerbit Kakatua
Penerbit Kendi
Penerbit Oak
Perempuan Mahardika
PINDAI
Planet Bookstore
PPMI Dewan Kota Jogja
Puisi Indo Jogja
Pusham UII
Pussaka Institute
Rain Rosidi (Kurator dan Pengajar Seni)
Rakyat Sastra Jogja
Ruang Kelas SD
Rumah Baca Komunitas (RBK)
Sanggar Pertunjukan Sastra (SPS)
Sangkal Indie Book
Shoffan Hanafi (Bookshop Online)
Social Movement Institute (SMI)
Stand Buku
Stiletto Book
Suhadi (Akademisi)
Sulistyo (Distributor Buku Satu Makna)
Tikah Kumala (Penulis)
Titis Prihatini
Togamas Jogja
Toko Budi
Utama Offset
WarningMagz
Wawan Arif
Wahyudi Anggoro Hadi
Wiwin Siti Aminah (Penggiat Gerakan Perempuan dan Dialog Antariman)
Wiwitan Buku
YANTRA Jogja
Yasser Muhammad Arafat (Penulis dan Penggiat Masjid Jend Sudirman)
Yoseph Yapi Taum (Akademisi dan Penulis)
Yoshi Fajar Kresno Murti (Rumah Baca Cimot)
Yusuf Efendi (Diandra Creativa)

Loading

Comment here