Internasional

Menjadi Kaum Muda Pemberontak Seumur Hidup!

Di bawah ini adalah petikan dari sambutan Democratic Socialist Party (DSP) kepada Konferensi Nasional ke 29 Resistance, di Melbourne pada bulan Juli 2000. Sambutan ini dibacakan oleh John Percy, Sekretaris Nasional DSP.

Kita semua disini karena kita muak dengan busuknya masyarakat kapitalis ini, muak dengan eksploitasi dan ketidak adilan, diskriminasi, kebohongan, kemunafikan dan kebrutalannya.

Kaum muda disini dan diseluruh dunia adalah yang paling mungkin memberontak: melawan merajalelanya rasialisme di Australia dibawah rejim Koalisi Hansonite, melawan seksisme, terutama dorongan agresif agar perempuan kembali ke rumah sebagai ibu dan istri, melawan perang dan militerisme (John Howard ingin membuang 110 miliar dollar Australia lebih untuk belanja militer), dan melawan tirani korporasi kapitalisme.

Adalah kaum muda yang menjadi tulang punggung pemberontakan dan pembuat revolusi: Karl Marx menjadi radikal saat berada di universitas dan mengelaborasikan teori menyejarah sosialisme ilmiah dalam beberapa tahun berikutnya; Frederick Engels menulis karyanya yang terkenal The Condition of the Working Class in England–Kondisi Klas Buruh di Inggris ketika dia berumur 24 tahun; Marx dan Engels, masih berumur sekitar 20 tahunan, bersama-sama menulis Communist Manifesto–Manifesto Komunis.

Vladimir Lenin, pada saat berumur 26 tahun, mendirikan League of Struggle for the Emancipation of the Working Class–Liga Perjuangan untuk Emansipasi Klas Buruh. Saat berumur 27 tahun, dia dideportasi ke Siberia. Pada umur 33 tahun, dia diakui menjadi pemimpin partai baru yang didedikasikan untuk melancarkan revolusi, Bolsheviks.

Leon Trotsky menjadi Marxis revolusioner saat pelajar SMU dan merupakan presiden dari Soviet Petrograd 1905 ketika berumur 25 tahun. Che Guevara, setelah lulus kuliah kedokteran di Argentina dan berkeliling Amerika Latin menjadi seorang revolusioner. Dia bergabung dengan Fidel Castro pada tahun 1955 saat berumur 27 tahun dan membantu melancarkan Revolusi Kuba empat tahun kemudian.

Pada saat itu, semua pemberontak muda tersebut adalah veteran dari gerakan revolusioner: massa kaum revolusioner adalah kaum muda.

Hanya Sebuah Tahap?

Apakah kau akan menjadi pemberontak hanya saat kau muda? Apakah kau akan menjadi tidak aktif atau tidak peduli seiring kau bertambah tua? Apakah kau akan menjadi konservatif, pilar bagi status quo disaat pertengahan umurmu? Sayangnya banyak pemuda pemberontak berjalan di jalan tersebut.

Mick Costa, sekretaris Dewan Buruh NSW dan sekarang sedang mengail untuk kursi nyaman di parlemen negara bagian, adalah sebuah contoh. Dia dahulu merupakan anggota Resistance dan DSP. Dia sangat pemberontak, gemar berambut gondrong dan prinsip-prinsip radikal.

Paddy McGuinness, kolomis fanatik bagi media Fairfax, adalah anarkis radikal saat masa mudanya. Gubernur Jenderal yang terkenal buruk, Sir John Kerr, yang memecat pemerintahan Partai Buruh Gough Whitlam pada tahun 1975 berada disekeliling kelompok Trotskist di Sydney, saat masa mudanya pada tahun 1940an.

Jadi apakah benar pepatah lama yang menyatakan bahwa adalah normal menjadi radikal di masa mudamu dan berubah menjadi seorang konservatif di masa tuamu? Tentu saja tidak. Ide tersebut – menyebar di sekolah, di universitas dan di media massa – dibentuk baik untuk membenarkan evolusi semacam itu setelah fakta terjadi dan mendorong kecenderungan tersebut.

Terdapat alasan material nyata untuk kondisi tersebut di negeri-negeri Imperialis seperti Australia, serta terdapat langkah-langkah yang bisa kita ambil untuk mencegahnya.

Negeri yang beruntung

Dunia belum pernah begitu terbagi seperti hari ini. Ada dua kubu: kubu orang-orang kaya dan kubu rakyat miskin; kubu para pengeksploitasi, negeri-negeri imperialis dan kubu mayoritas, Dunia Ketiga yang dieksploitasi. Seiring kekayaan, sumber daya dan pengetahuan dunia menjadi semakin besar; jurang antara negeri-negeri imperialis dan lainnya semakin besar.

Laporan Perkembangan Manusia PBB yang baru saja dikeluarkan menyatakan bahwa saat abad keduapuluh ketidak adilan global meningkat “dengan besaran yang melebihi apapun sebelumnya”. Jurang antara pendapatan negeri paling kaya dengan yang paling miskin sekitar 3:1 pada tahun 1820, 35:1 pada tahun 1950, 44:1 pada tahun 1973 dan 72:1 pada tahun 1992. Laporan tersebut memperkirakan bahwa hari ini akan ada kesenjangan yang lebih besar lagi.

Laporan tersebut menyatakan bahwa antara tahun 1990 dan 1998, pendapatan perkapita jatuh dalam nilai absolut di 50 negeri. Laporan tersebut juga menyatakan bahwa kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin didalam banyak negeri semakin melebar.

Klas kapitalis dari negeri-negeri imperialis luar biasa kaya dan memiliki sumber daya yang jauh lebih besar dari apapun yang pernah dimiliki oleh monarki dan kaisar-kaisar dari jaman sebelumnya. Kekayaan tersebut berasal dari eksploitasi kerja dari kelas buruh. Kelas berkuasa imperialis tidak menjadi luar biasa kaya karena keahlian atau kebijaksanaan yang besar, namun dengan perampokan, eksploitasi, pembajakan dan penaklukan.

Dengan keuntungan-super yang didapatkan dengan kecurangan, borjuasi imperialis jika diperlukan dapat menyogok lapisan tertentu dari buruh di negeri mereka sendiri. Mereka dapat melemparkan recehan kepada buruh ketika ada ancaman pemberontakan.

Hal tersebut memunculkan apa yang disebut oleh kaum Marxis sebagai aristokrasi buruh di negeri-negeri imperialis. Penguasa imperialis menggunakan kekayaan mereka untuk merusak partai-partai sosial demokrati yang terbentuk pada akhir abad ke 19 dan merubah mereka menjadi budak pembela sistem kapitalis. Proses tersebut belum berakhir.

Kontrol

Klas kapitalis mengontrol rakyat pekerja tidak sekedar dengan represi, meskipun mereka menggunakannya sebagai cara terakhir, atau dengan propaganda, yang dikeluarkan oleh media yang dimonopoli, namun juga dengan menyogok kita. Dengan hanya sebagian kecil kekayaannya, borjuasi di Barat menipu kelas buruh agar puas dengan nasibnya, melupakan kesempatan riil untuk sebuah dunia yang lebih baik bagi semua.

Borjuasi membutuhkan letnan-letnan untuk membantunya mengatur kekayaannya, untuk menjalankan institusi kontrolnya, universitasnya dan institusi budayanya.

Karena pemuda pemberontak biasanya yang paling intelek dari generasi mereka, dan pelatihan politik serta pengalaman yang mereka dapatkan dalam perjuangan melawan kebusukan kapitalisme memperlengkap mereka lebih jauh, mereka bisa menjadi aset yang sangat berharga bagi borjuasi jika mereka bisa diyakinkan untuk merubah dukungannya. Di Australia, bujukannya dapat cukup besar, recehan cukup menarik. Bukan apa-apa Australia diberi label sebagai “negeri yang beruntung”.

Perlawanan

Jadi apakah kita mengambil uangnya dan lari? Apakah kita berkata, “Persetan dengan rakyat Australia dan masalah mereka. Persetan dengan dunia biarkan berputar menuju keputusasaan dan degradasi”? Tentu saja tidak!

Langkah pertama untuk melawan penyuapan kapitalisme adalah untuk memahaminya. Seketika mata kita terbuka melihat persoalan dan kontradiksi kaptialisme, mencoba untuk menikmati hidup yang jujur dan bermakna tanpa berjuang melawan sistem ini adalah utopia.

Cara utama agar kaum muda pemberontak bisa melawan serangan kapitalis terhadap idealisme mereka adalah untuk tetap secara politik aktif, tidak menjadi pasif, untuk memperdalam pemahaman dan pendidikan politik mereka, serta untuk terorganisir secara kolektif, tidak hanya sebagai aktivis-aktivis individual.

Tidaklah cukup untuk beragitasi tentang isu-isu lokal atau persoalan-persoalan khusus, meskipun kejahatan kapitalisme banyak dan pedih dan harus dilawan. Membatasi perjuangan hanya pada “isu-isu” telah menyerahkan kemenangan pada borjuasi. Gambaran besar mungkin terlihat sulit diatasi, keseluruh masalah kapitalisme terlihat sulit ditaklukan, namun hanya dengan mengatakan hal tersebut kau sudah membuat separuh kesepakatan dengan kapitalisme.

Tidak cukup untuk beragitasi mengenai jurang yang semakin lebar antara orang kaya dan miskin. Atau untuk memahami analisa kelas terhadap masyarakat dan melemparkan dirimu dengan perjuangan buruh dan serikat buruh mereka. Memahami analisa Marx terhadap masyarakat adalah penting, dan menentang usaha terus menerus dari kelas berkuasa dan agen-agen mereka adalah penting, namun hanya dengan itu tidak akan menjamin bahwa kita tidak akan tunduk pada bujukan kapitalis untuk bertindak “secara pantas”.

Lebih penting dari itu semua adalah memiliki cara pandang internasionalis. Itu adalah prinsip pokok bagi kaum Marxis revolusioner. Itu bahkan jauh lebih penting bagi kaum Marxis revolusioner di negeri-negeri imperialis seperti Australia.

Tanpa cara pandang internasionalis kau akan kemungkinan besar jatuh pada sikap apatis dan kenyamanan relatif dari negeri imperialis beruntung dan hidup dari remah-remah borjuasi. Seperti yang gemar ditunjukan oleh Malcom X, kau akan menjadi bagian dari masalah jika tidak menjadi bagian dari solusi.

Seperti dikatakan oleh Che, setiap pemuda komunis “harus mengembangkan kepekaannya semaksimal-maksimalnya, hingga titik dimana kita merasakan kesedihan yang mendalam ketika seseorang dibunuh di belahan dunia manapun, dan kita merasakan kegembiraan ketika di ujung dunia lainnya slogan kemerdekaan diangkat”.
Itu akan membantu kita menjaga posisi sebagai kaum revolusioner, untuk menjadi pemberontak seumur hidup kita.

Partai Revolusioner

Namun memiliki perspektif internasionalis, sebuah analisa kelas dan berjuang untuk isu-isu tidaklah cukup. Kau harus bersatu dalam tindakan dengan yang lainnya: kau harus membangun sebuah partai revolusioner.

Tidak ada diantara kita yang dapat memahami gambaran secara keseluruhan sendirian, apalagi merubahnya sendirian. Jadi kita membutuhkan usaha kolektif dari sebuah partai untuk memiliki kesempatan yang lebih baik.
Partai juga merupakan cara kita dapat secara efektif mengekspresikan internasionalisme kita, melalui kolaborasi, solidaritas dan diskusi dengan partai-partai Marxis revolusioner lainnya dalam perjuangan yang sama di negeri-negeri yang lain. Partai menyediakan keberlanjutan dengan semua perjuangan dan pelajaran dari masa lalu.

Menggulingkan kapitalisme, iya; menghentikannya, iya. Namun kita juga butuh sebuah visi dan pemahaman kapitalisme akan diganti dengan apa: sebuah masyarakat sosialis demokratik dimana rakyat pekerja memiliki kekuatan nyata untuk membuat keputusan, sebuah masyarakat yang menghargai dan membela keberhasilan-keberhasilan usaha kolektif umat manusia dan sebuah masyarakat yang berkembang menuju tujuan terkenal Marx “Dari masing-masing sesuai kemampuannya; untuk setiap orang sesuai kebutuhannya”.

Saya menyarankan kalian semua untuk bergabung dengan DSP, jika kau belum menjadi anggota. Buat hidupmu satu perjuangan untuk masa depan kemanusiaan. Tidak ada hal lain yang lebih memuaskan, yang lebih berguna yang bisa kau lakukan dengan hidupmu.

Oleh : John Percy.

John Percy adalah sosok sentral dalam perkembangan gerakan sosialis revolusioner Australia selama setengah abad lalu, wafat pada Rabu, 19 Agustus 2015 di Sydney, Australia. Sepanjang kehidupan politiknya, John Percy adalah seorang pembangun partai revolusioner. Dia juga memimpin banyak perjuangan solidaritas internasional seperti solidaritas untuk gerakan anti kediktaktoran militer Orde Baru.

Tulisan ini disadur dari Green Left Weekly dan diterjemahkan oleh Ignatius Mahendra Kusumawardhana, Kontributor Arah Juang dan Anggota KPO-PRP.

Loading

Comment here