Diabad ke-21 ini banyak sekali media massa yang bermunculan, sering kemajuan teknologi,namun media cetak (koran) masih sangat revelan bagi kaum gerakan saat ini. Karenatidak ada satupun yang dapat mengantikan peran koran. Koran adalah alat pendidikan yang paling ampuh untuk mendidik massa bahkan anggota organisasi sendiri, sampai ke struktur paling bawah.
Koran juga mampu menjelaskan segala hal secara sistematis dan kongkrit. Koran adalah guru, guru yang mampu menjadi alat pengorganisiran.
Bahkan kemenangan klas pekerja, tidak dapat dipisahkan dari peran “koran” sebagai alat pendidik serta alat pengorganisiran. Koran adalah guru besar dari massa buruh, karena segala hal yang dialaminya dijelaskan dalam koran, berserta solusi-solusi kongrit.
Hingga saat ini sudah 5 edisi koran Arah Juang yang diterbitkan oleh Kongres Politik Organisasi-Perjuangan Rakyat Pekerja, dan didistribusikan dibeberapa daerah di Indonesia, termasuk kota Samarinda, Kaltim.
Walaupun sekarang adalah periode kekalahan dan demoralisasi diberbagai elemen gerakan. Diberbagai tempat khususnya Samarinda, hampir tidak ada gerakan yang muncul, walaupun ada ia hanya sekelas pendemo jalanan, kosong perspektif dan alternatif. Hanya bermodalkan “mulut” yang tak berdata dan dogmatif, bahkan subjektif .
Namun dengan adanya koran Arah Juang kita tampil dengan budaya yang berbeda, kita tampil dengan budaya yang ilmiah, dan “elegan”. Yang pasti manfaat yang didapatkan dari koran ialah ia guru yang mendidik massa, ia alat propaganda yang muktahir dan tak terkalahkan.
Dengan koran Arah Juang ini, proganda kita sampai ke pelosok-pelosok Kalimantan Timur, ada beberapa desa, Kembang Jangut (Kukar), Matalibaq(Kubar), Kutai Timur, Muara Badak (Kukar), Balikpapan, dsb. Juga masuk ke berbagai kampus, dosen-dosen, hingga serikat-serikat buruh. Yang sebelumnya belum terjamah dengan pandangan kita.
Dengan koran ini juga kita mengorganisir lapisan–lapisan maju, diberbagai sektor, diburuh kita sedang membangun serikat pekerja, yang pengorganisirannya lewat koran, dimahasiswa, kita membentuk kelompok belajar, untuk saat ini sudah ada dua kelompok belajar yang terbangun.
Walapunpun dalam menjalankannya sangat penuh rintang, baik soal pendanaan, ‘tulisan’, koran ini harus terus ada dengan kemajuan–kemajuannya, harus dengan usaha yang keras, menulis, iuran, mendistribusikan, mengorganisir, mendiskusikan.
Kita lebih enak dibandingan Lenin dan Trotsky pada awal mereka membangun korannya. Mereka membangunnya dibawah rezim tsar yang kejam sehingga untuk mendistribusikan koran saja, harus menyelundupkannya. Seperti menyeludupkan sabu-sabu atau ganja jika dibandingkan saat ini.
Koran adalah alat memajukan kesadaran dari massa, jika kesadaran massa telah maju, maka periode kekalahan demoralisasi akan kita lewati, dan kita majukan pada perjuangan menuju kemenangan.
Koran kita juga akan mendorong ada pendataan dengan pasti berapa yang sudah distribusikan diberbagai daerah, berapa uang dari distribusikannya. Dari hal ini kita dapat melihat seberapa keras usaha anggota organisasi, dan seberapa kita mampu melibatkan massa sebagai “agen” yang membantu kita dalam memajukan kesadaran ini.
Oleh : Desi Natalia Mebang, Kontributor Arah Juang dan Anggota KPO-PRP Samarinda.
Comment here