Setelah dua tahun berperang melawan penyakit kanker akhirnya pada tanggal 5 Maret 2013, Presiden Venezuela, Hugo Chavez meninggal dunia. Dan bertepatan dengan Hari Perempuan Sedunia, 8 Maret 2013, Chavez dimakamkan.
Tapi siapakah Chavez? Bagi para orang kaya Indonesia yang dapat menikmati TV Kabel dengan CNN, Fox News atau media-media barat lainnya mengenalnya sebagai seorang diktaktor pemakai koka (bahan dasar kokain) bersama Presiden Bolivia, Evo Morales yang anti demokrasi dan menciptakan kemiskinan. Tapi begitulah media-media mainstream, seperti media mainstream di Indonesia mereka tidak terlepas dari kepentingan pemilik modal. Racun itu juga ada di media massa Indonesia yang dikuasai hanya oleh 12 grup media, yang mengulang-ngulang propaganda elit politik dan para pemilik modal.
Apakah karena dia seorang militer maka kita berduka atas kepergiannya? Bukan itu. Kita di Indonesia telah melihat bagaimana rejim militer berkuasa selama puluhan tahun. Bagaimana militerisme berkembang di Indonesia yang hanya menghasilkan kematian, penyiksaan dan penderitaan bagi rakyat. Ataukah karena dia seorang Presiden? Bukan itu juga. Kita sudah punya 6 presiden dengan yang saat ini berkuasa. Namun sepertinya hanya Sukarno yang bisa dibanggakan.
Sepanjang prosesi sejak tanggal 5 Maret puluhan juta rakyat turun ke jalan menyampaikan duka citanya. Bukan saja di Venezuela tapi diseantero belahan dunia. Mereka menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya Hugo Chavez karena satu ide yang kita pegang dan perjuangkan bersama, yaitu Sosialisme.
Namun apa itu Sosialisme? Mari kita melihat program-program yang dijalankan semasa pemerintahan Chavez.
Dalam program Ekonomi Pemerintahan Chavez menjalankan program Pendidikan dan Kesehatan Gratis serta Berkualitas untuk rakyat.
Dalam hal akses pendidikan sekitar 1,5 juta rakyat Venezuela telah belajar menulis dan membaca. Bahkan pada bulan Desember 2005, UNESCO mengatakan bahwa Venezuela telah menghapuskan buta huruf. Jumlah anak-anak yang mengenyam bangku sekolah meningkat dari 6 juta ditahun 1998 menjadi 13 juta pada tahun 2011. Angka partisipasi sekolah saat ini sekitar 93,2 persen. Tingkat partisipasi sekolah menengah meningkat dari 53,6 persen tahun 2000 menjadi 73,3 persen ditahun 2011. Puluhan ribu anak muda sekarang dapat juga mengenyam bangku kuliah. Jumlah mahasiswa meningkat dari 895 ribu ditahun 2000 menjadi 2,3 juta pada tahun 2011. Demikian juga puluhan universitas baru dibangun untuk memaksimalkan akses pendidikan di universitas.
Dalam bidang kesehatan, Venezuela telah menciptakan Sistem Kesehatan Nasional yang memastikan layanan kesehatan bagi seluruh rakyat Venezuela. Antara tahun 2005 hingga 2012 sejumlah 7.873 pusat kesehatan dibangun di seantero Venezuela. Jumlah doktor meningkat dari 20 untuk setiap 100 ribu rakyat menjadi 80 setiap 100 ribu rakyat ditahun 2010. Sejumlah 534 juta konsultasi medis diselenggarakan dan sekitar 17 juta rakyat hadir sementara pada tahun 1998 sebelum Hugo Chavez naik sebagai presiden jumlah rakyat yang memiliki akses kesehatan reguler adalah kurang dari 3 juta orang. Antara tahun 2003 hingga tahun 2011 1,7 juta nyawa rakyat dapat diselamatkan. Angka kematian bayi jatuh dari 19,1 per 1.000 bayi pada tahun 1999 menjadi 10 per 1.000 pada tahun 2012. Angka harapan hidup juga meningkat dari 72,2 tahun pada tahun 1999 menjadi 74,3 tahun pada 2011. Pada tahun 2004 dilancarkan Operation Miracle, dimana 1,5 juta rakyat Venezuela yang menderita katarak atau penyakit mata lainnya dapat disembuhkan.
Penghapusan Kemiskinan dan Ketidakadilan Ekonomi
Dari tahun 1999 hingga tahun 2011, angka kemiskinan menurun dari 42,8 persen menjadi 26,5 persen dan tingkat kemiskinan absolute turun dari 16,6 persen ditahun 1999 menjadi 7 persen pada tahun 2011. Sementara itu menurut UNDP, Venezuela adalah Negara dengan ketidakadilan yang paling rendah di Amerika Latin.
Perumahan Gratis dan Layak Untuk Rakyat
Sejak tahun 1999, sekitar 700 ribu rumah telah dibangun untuk rakyat Venezuela dengan targetan 2,7 juta rumah baru akan dibangun pada akhir 2019.
Ketahanan Pangan
Untuk memperkuat ketahanan pangannya maka dua langkah dilancarkan. Pertama adalah meningkatkan produksi bahahan pangan nasional dan kedua membangun jalur distribusi hingga ketangan rakyat.
Pada tahun 1999, Venezuela memproduksi 51 persen dari bahan pangan yang dikonsumsi. Pada tahun 2012 produksi bahan pangan adalah 71 persen dari konsumsi pangan, sementara konsumsi pangan meningkat 81 persen sejak tahun 1999.
Sejak tahun 1999, rata-rata kalori yang dikonsumsi oleh rakyat Venezuela meningkat 50 persen karena Misi Makanan yang menciptakan rantai distribusi makanan sebanyak 22 ribu toko makanan(MERCAL, Houses Food, Red PDVAL) dimana semua bahan pangan dan produk yang dijual disubsidi hingga 30 persen. Konsumsi daging juga meningkat sebanyak 75 persen sejak tahun 1999. Akses terhadap air minum dan air bersih juga meningkat, jika sebelumnya tahun 1999 baru sebanyak 82 persen rakyat memiliki akses tersebut maka sekarang meningkat menjadi 95 persen.
Disekolah-sekolahpun dibangun School Feeding Programme dimana sekarang lima juta anak-anak sekarang mendapatkan makanan gratis saat sekolah. Pada tahun 1999 baru sekitar 250 ribu anak-anak mendapatkan program tersebut.
Akibat dari kedua program besar tersebut adalah menurut FAO (Badan PBB dalam hal Pangan) menyatakan bahwa Venezuela adalah Negara paling maju di Amerika Latin dan Karibia dalam penghapusan kelaparan. Angka gizi buruk juga jatuh dari 21 persen pada tahun 1998 menjadi kurang dari 3 persen pada tahun 2012. Sementara angka anak-anak yang mengalami gizi buruk juga berkurang 40 persen sejak tahun 1999.
Tanah Untuk Rakyat
Reforma agrarian membuat puluhan ribu petani sekarang memiliki tanahnya. Secara keseluruhan Venezuela telah mendistribusikan lebih dari 3 juta hektar tanah ke kaum tani yang miskin. Sementara itu sejak tahun 1999 pemerintah memberikan atau mengembalikan lebih dari satu juta hektar tanah kepada penduduk asli.
Nasionalisasi Aset-aset Strategis Dibawah Kontrol Buruh dan Rakyat
Nasionalisasi menjadi salah satu program paling utama dalam pembangunan kedaulatan serta kemandirian ekonomi. Dengan nasionalisasi tersebut maka segala kekayaan alam dapat kemudian dikontrol dan dipergunakan untuk program-program sosialis dalam kerangka menyejahterakan rakyat.
Pada tahun 2003, perusahaan minyak Negara PDVSA dinasionalisasi.
Demikian juga nasionalisasi di sektor listrik dan komunikasi (CANTV dan Electricidad de Caracas) mengakhiri monopoli pemilik modal dan menjamin akses rakyat terhadap layanan listrik dan komunikasi.
Lapangan Pekerjaan, Upah dan Kerja Layak Untuk Rakyat
Selama masa kepemimpinan Chavez tingkat pengangguran turun dari 15,2 persen pada thaun 1998 menjadi 6,4 persen pada tahun 2012. Hal ini dapat dilakukan dengan menciptakan lebih dari 4 juta pekerjaan.
Tapi bukan itu saja upah buruh meningkat dari 100 Bolivar (16 USD/160 ribu rupiah) perbulan pada tahun 1998 menjadi 2047,52 Bolivar (476 USD/4,7 juta rupiah) pada tahun 2010. Upah minimum ini merupakan upah minimum tertinggi di Amerika Latin. Ditambah voucher makanan dan insentif lain maka total upah buruh Venezuela mencapai 6,3 juta perbulan. Dari total buruh di Venezuela pada tahun 1999 65 persennya mendapatkan upah minimum. Namun pada tahun 2012 hanya 21,1 persen yang mendapatkan upah minimum, sisanya atau sekitar 78 persen mendapatkan upah diatas upah minimum. Dan bukan saja itu, jam kerja juga dikurangi menjadi 6 jam kerja sehari dan 36 jam seminggu tanpa pengurangan upah.
Jaminan Sosial
Sebelum tahun 1999 hanya 387 ribu penduduk usia tua menerima pension. Sekarang jumlahnya mencapai 2,1 juta orang. Demikian juga orang dewasa pada usia tertentu yang tidak pernah bekerja mendapatkan pemasukan setara dengan 60 persen dari upah minimum.
Ibu Rumah Tangga yang tinggal dalam kondisi teramat miskin diupah setara dengan 80 persen upah minimum. Sekitar 200 ribu Ibu Rumah Tangga akan menerima upah tersebut.
Dibawah kepemimpinan Chavez pengeluaran sosial meningkat 60,6 persen.
Demikian masih terdapat berbagai program lainnya seperti mission Identidad (pemberian identitas kependudukan pada warga Indian pribumi, yang selama pemerintahan sebelumnya tidak diakui), Cultura (pengembangan kebudayaan kerakyatan), Guaicaipuro (program-program pemberdayaan masyarakat Indian pribumi). Mission Ciencia (komputerisasi dan program software gratis untuk sekolah dasar) dan Vuelvan Caras (pelatihan kerja)
Semua program sosial dan ekonomi tersebut tentunya tidak berjalan begitu saja. Pertamakarena keseluruhan para pemilik modal dan elit-elit politik pro modal di Venezuela maupun Imperialisme AS, Eropa dan Jepang tidak akan membiarkan keuntungan dan akumulasi modal mereka dirampas untuk kesejahteraan rakyat. Lihat saja berulang kali upaya penggulingan kekuasaan Chavez terjadi. Antara lain upaya kudeta pada thaun 2002 yang dibantu sepenuhnya oleh media massa mainstream ataupun upaya untuk menyabotase industri minyak Venezuela. Yang kesemuanya dapat digagalkan dengan persatuan kekuatan rakyat. Yang kesemuanya didukung sepenuhnya oleh Imperialisme AS, baik itu dukungan politik, militer maupun kucuran jutaan dollar.
Kedua, Sosialisme adalah sesuatu yang sepenuhnya berbeda dengan kapitalisme, sepenuhnya bertentangan dengannya. Program-program ekonomi terencana untuk menyejahterakan seluruh rakyat mensyaratkan adanya demokrasi sejati. Mensyaratkan adanya partisipasi penuh dari rakyat dalam kekuasaan politik. Mensyaratkan rakyat memiliki kekuasaan politik secara langsung untuk mengatur penggunaan seluruh kekayaan alam, bagaimana mengolahnya, bagaimana mendistribusikannya dan bagaimana menggunakannya.
Tidak mungkin ekonomi terencana, kesejahteraan dan keadilan didapatkan jika kemudian tidak ada ruang demokrasi. Demikian juga tidak mungkin program ekonomi yang menyejahterakan rakyat akan didapatkan dan bertahan tanpa kekuasaan politik. Seperti juga tidak mungkin buruh mendapatkan upah layak dan rakyat mendapatkan pendidikan serta kesehatan gratis, ketika melalui RUU Kamnas, RUU Ormas dan berbagai produk hukum anti demokrasi lainnya disahkan. Ketika rakyat yang menyuarakan kesejahteraannya dapat dihabisi oleh polisi, militer ataupun penjara.
Demokrasi benar-benar dijamin di Venezuela, bahkan media massa penentang Chavez bebas mengkampanyekan serangan bohongnya kepada Chavez bahkan secara vulgar. Dan bukan hanya seperti iklan tipu-tipu para elit politik dan partai pemilik modal yang sekarang kita sering lihat di televisi. Tapi bahkan menggambarkan Chavez berpakaian militer NAZI Jerman dengan penghormatan kepada Hitler, dsb, dsb. Bahkan menganjurkan secara terbuka bahwa Chavez harus dibunuh.
Selama 14 tahun Chavez memerintah sudah lebih dari 8 kali referendum diselenggarakan untuk memutuskan berbagai kebijakan pemerintah. Bahkan juga memutuskan kelangsungan posisinya sebagai Presiden. Proses demokrasi seperti ini tiada duanya diseluruh dunia.
Salah satu program radikalisasi politik yang dilakukan oleh Chavez adalah dengan memperkuat serta memperluas kekuasaan politik rakyat. Secara sederhana Chavez menjelaskan: “Jika ingin menghapus kemiskinan, maka berilah kekuasaan kepada si miskin. Inilah prinsip utama Revolusi Sosialis Bolivarian”. Dan ini bukan omong kosong Pemilihan Umum Presiden, DPR, Gubernur ataupun Bupati selama lima tahunan atau beberapa tahunan yang ada di Indonesia. Dimana setelah kita memilih para penindas itu mereka terus berada dalam kekuasaan untuk menindas rakyat dan rakyat tidak bisa apa-apa.
Pada tahun 2006 dengan Law on Communal Councils dimulai proses penguatan Dewan-dewan Komunal. Pada akhir tahun 2007 sudah terdapat sekitar 70.000 dewan-dewan komunal. Menurut Ketua Komite yang membuat Undang-undang untuk Dewan Komunal, David Velasquez (anggota Partai Komunis Venezuela), dewan ini akan menjadi basis bagi perubahan revolusioner dari Negara. Dewan Komunal ini akan mentransfer kekuasaan dan demokrasi ke komunitas terorganisir hingga tingkatan tertentu dimana apparatus Negara Pemilik Modal pada akhirnya akan dikurangi pada tingkatan dimana dia menjadi tidak dibutuhkan.
Demikian juga dalam proses nasionalisasi kaum buruh Venezuela memainkan peran penting dalam mengontrol alat produksi yang dinasionalisasi. Dalam kerangka mewujudkan kontrol buruh, dibentuk Dewan Buruh yang terdiri dari Majelis Umum Pekerja di pabrik dan Komisi Permanen yang dipilih untuk posisi seperti Keuangan, Formasi Politik dan Sosial, Komisi Tekhnik, Administrasi dan Disiplin, Keamanan dan Kontrol serta Pelayanan. Setiap orang yang dipilih bisa dipecat melalui sidang Majelis Umum Dewan Buruh. Mereka juga merotasi berbagai jenis pekerjaan, melaksanakan diskusi politik dalam dewan buruh, pendidikan pengembangan kolektif dan pelatihan-pelatihan tekhnik.
Pada tanggal 13 April 2010, 35.000 milisi diangkat sumpahnya oleh Chavez. Milisi tersebut berasal dari battalion mahasiswa, korps tempur dan battalion buruh dan petani. Tujuan utamanya adalah mempertahankan Revolusi Sosialis Bolivarian dari serangan militer Imperialisme AS. Secara keseluruhan menurut Chavez milisi terebut berjumlah 1 juta orang yang berbeda dari tentara reguler di Angkatan Bersenjata Venezuela. Dengan targetan kedepannya memperbanyak hingga 15 juta orang yaitu separuh dari penduduk Venezuela.
Membangun Pelopor Kekuatan Politik Yang Terorganisir
Dalam perjuangan membangun Sosialisme dibutuhkan sebuah kekuatan rakyat terorganisir dengan doktrin ideologi dan politik, analisis kritis masa lalu dan masa kini serta program-program yang menggambarkan tujuan serta metode aksi dan tindakan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuannya. Kekuatan paling sadar dari rakyat dalam memperjuangkan Sosialisme terekspresikan dalam sebuah partai politik sosialis.
Oleh karena itu sejak awal tahun 2007, Chavez berulang kali menegaskan kebutuhan agar semua organisasi revolusioner untuk membubarkan diri dan bersatu membangun partai tunggal untuk revolusi sosialis. Pada tahun 2008 terbentuklah Partai Persatuan Sosialis Venezuela. Kemudian bahkan Chavez berupaya untuk menyatukan semua kekuatan politik sosialis dan revolusioner didunia ketika dia menyerukan dibangunnya Internasional Kelima. Chavez menyatakan bahwa tahun 2008 akan menjadi momentum untuk menyelenggarakan pertemuan partai-partai kiri diseluruh dunia dan mengorganisir sebuah organisasi internasional seperti organisasi internasional yang dibangun oleh Marx, Engels, Lenin dan Trotsky yang bernama Internasional.
Perjuangan Internasional Melawan Imperialisme dan Zionisme
Ditingkatan internasional Venezuela aktif membangun berbagai macam organisasi kerjasama internasional. Kerjasama internasional tersebut dilandaskan atas persatuan, keadilan serta solidaritas sesama rakyat melawan Imperialisme dan Zionisme. Venezuela memberikan bantuan langsung terhadap benua Amerika jauh lebih besar dibandingkan Imperialisme AS itu sendiri. Pada tahun 2007 Chavez memberikan bantuan lebih dari 8.800 juta dollar dalam bentuk beasiswa, pinjaman dan bantuan energi. Sementara Bush hanya mengeluarkan dana sebesar 3.000 juta dollar.
Pada tahun 2004 dibentuk ALBA (Bolivarian Alliance for the Peoples of Our Amerika) antara Kuba dan Venezuela. Aliansi ini meletakan pondasi bagi terciptanya aliansi inklusi yang berbasis pada prinsip kerjasama dan saling menguntungkan. ALBA kini terdiri dari 8 negara anggota menempatkan peningkatan kualitas manusia dalam pusat proyek sosial dengan tujuan memerangi kemiskinan dan eksklusi sosial.
Demikian juga pada tahun 2011, Venezuela berperan besar dalam pembentukan Komunitas Negara-negara Amerika Latin dan Karibia (CELAC). Komunitas ini untuk pertama kalinya dapat mengumpulkan 33 negara di kawasan tersebut dan terbebas dari dikte Amerika Serikat dan Kanada.
Dibentuk juga Petrocaribe pada tahun 2005 yang memungkinkan 18 negara di Amerika Latin dan Karibia, atau sekitar 90 juta orang, mendapatkan kepastian pasokan energi. Melalui subsidi minya antara 40 hingga 60 persen. Bahkan Venezuela juga menyediakan bantuan bagi komunitas yang terpinggirkan di Amerika Serikat dengan menyalurkan bahan bakar (minyak pemanas) bersubsidi.
Venezuela juga memainkan peran kunci dalam proses perdamaian di Kolombia. Termasuk juga menjadi pembela konsisten kemerdekaan Palestina.
Walaupun para intelektual pro pemilik modal terus berteriak-teriak bahwa Sosialisme telah mati paska runtuhnya Uni Soviet. Namun nyatanya Sosialisme terus hidup. Sekarang bahkan kondisi di Negara-negara yang dikatakan menganut paham sosialisme jauh lebih baik dari bahkan Negara-negara kapitalis paling maju sekalipun. Dengan pendidikan dan kesehatan gratisnya, dengan upah layak, demokrasi, tingkat pengangguran yang terus turun, tidak heran rakyat Venezuela adalah rakyat yang paling bahagia ke 19 diseluruh dunia menurut laporan tahunan World Happiness 2012.
Sosialisme di Venezuela tentunya belum sempurna, terutama terkait dengan masih bercokolnya beberapa institusi politik Negara Pemilik Modal disamping kekuasan Dewan-dewan Komunal atau Kontrol Buruh yang juga semakin berkembang. Upaya untuk melucuti Negara pemilik modal dan mulai membangun Negara Buruh, Petani dan Rakyat pernah diupayakan melalui Referendum Konstitusi pada tahun 2007. Namun sayangnya referendum tersebut kalah dengan suara 51 persen menolaknya.
Dalam referendum tersebut empat tujuan utama yang ingin dicapai adalah : untuk mentransfer kekuasaan politik ke Dewan-Dewan Rakyat Popular (Dewan Buruh, Dewan Petani, Dewan Mahasiswa, dsb); untuk mempromosikan serta menginstitusionalkan keberadaan milisi rakyat; mengatur ulang desain nasional dari Negara (geometri kekuasaan baru); dan pemindahan kekayaan dengan cara yang baru dan lebih besar demi kesejahteraan klas buruh dan rakyat secara keseluruhan. Hal ini tidak terlepas dari analisa bahwa Sistem Politik Negara Pemilik Modal dengan Sistem Politik Negara Sosialis atau Negara Buruh, Petani dan Rakyat bertentangan 180 derajat. Distribusi kesejahteraan, keadilan, demokrasi sejati, kesetaraan menuntut sistem politik yang mengaturnya sepenuhnya berada ditangan rakyat secara langsung.
Indonesia memang belum pernah merasakan manisnya sosialisme. Semua ide-ide itu dihancurkan dengan naiknya Soeharto kedalam kekuasaan. Bahkan hingga kini ide-ide mengenai Sosialisme, keadilan, demokrasi sejati, kesejahteraan masih terus dibatasi oleh propaganda para pemilik modal dan elit-elit politik. Namun krisis kapitalisme global, kemiskinan, penindasan, korupsi dan bencana alam menegaskan bahwa kondisi sudah matang bagi umat manusia untuk berhenti hidup dalam penindasan, perang, kemiskinan dan eksploitasi kapitalisme.
“Victor Hugo menulis ini : “Tidak ada ide yang lebih kuat ketimbang ide yang waktunya sudah datang”. Imperialis AS telah mencapai akhirnya. Dan dunia sekarang harus diperintah oleh tatanan hukum, kesetaraan, keadilan dan persaudaraan” Hugo Chavez, The War On Democracy.
Hasta La Victoria Siempre Commandante!
Mereka Yang Mati Untuk Kehidupan Tidaklah Mati!
Jayalah Sosialisme!
Oleh : Ignatius Mahendra Kusumawardhana, Kontributor Arah Juang dan Anggota KPO-PRP.
Catatan : tulisan ini dimuat lagi untuk mengenang 2 Tahun Kematian Hugo Chavez.
Sumber:
http://www.monthlyreview.org/0907maher.php
berdikarionline.com
venezuelanalysis.com
amerikalatin.blogspot.com/
www.links.org.au
www.rakyatpekerja.org
Comment here