Apa kabarnya bapak presiden? Saat menulis surat ini saya lagi singgah di ibukota negara, surat ini saya tulis dari atas ketinggian lantai 27 sebuah gedung pencakar langit yang angkuh. Kota ini gila pak presiden semua orang berpacu dengan waktu, macet telah menjadi bagian dari ibadah orang-orang di sini. Semoga di tengah hiruk pikuk ini, bapak bisa berpikir jernih menyelesaikan masalah bangsa.
Bapak presiden yang saya hormati,
Saya adalah seorang buruh pemerintah yang berkerja jauh dari hiruk pikuk kota, di tempat kerja saya tak ada gedung setinggi ini, dari jendela kos saya masih akan nampak barisan pegunungan tempat dulu Kahar Muzakkar mengangkat senjata karena dikecewakan pemerintah pusat.
Saya tidak berharap semua kota semaju jakarta, saya hanya berharap kehadiran bapak dapat dirasakan oleh semua lapisan rakyat indonesia, tidakkah bapak merasa beberapa tahun terakhir bangsa ini berjalan secara auto pilot, Presiden yang dulu terlalu sibuk menata citra di depan kamera sambil berbicara tentang rasa prihatin,saya tidak mendambakan seorang pemimpin yang pandai berpidato, saya mengharapkan seorang pemimpin yang memberi contoh bagaimana bekerja buat bangsa ini dan memberi rasa aman kepada rakyat.
Bapak Presiden yang terhormat,
Demokrasi telah membawa anda ke Istana Negara, suara rakyat yang telah anda iming-imingi janji adalah utang yang tak bisa anda abaikan begitu saja, tepati janji kepada rakyat bukan kepada para pengusaha dan petinggi partai yang ada di sekitar anda, mampukah anda? Semoga Tuhan yang maha itu memberi secuil rasa jujur dan beraninya kepada anda.
Bapak Presiden, ada beberapa hal yang saya rasa bapak mesti lakukan untuk membawa bangsa ini melaju kembali ke arah yang disusun oleh pendiri bangsa ini, yang pertama dan yang terpenting ialah memilih para menteri yang mengerti tentang permasalahan rakyat. Cukuplah bangsa ini memiliki pejabat yang tidak peka terhadap keadaan rakyat, janganlah lagi memilih menteri yang menganggap seorang siswi bunuh diri sebagai hal yang biasa, atau menteri yang pandai berpantun ria tapi tutup mata terhadap media-media pemecah belah bangsa dan pendukung teroris. Dengan memilih jajaran menteri yang mampu dan peka terhadap rakyat, maka pemerintahan bapak akan terasa hadir di tengah-tengah masyarakat, mampukah bapak?
Bapak presiden tanah air beta,
Setelah membentuk kabinet yang profesional saya harap bapak memerintahkan penghapusan Ujian Nasional di segala tingkatan dari SD sampai dengan SMA, saya kasihan membayangkan anak-anak saya kelak jika berada pada posisi ini, mereka begitu takut pada kegagalan, bahkan ada yang bunuh diri. Jangan salahkan mereka pak, bukan mental mereka tidak kuat tapi Ujian Nasional ini yang memang harus direvisi, jika pun tetap ada ujian, maka biarlah itu semata menjadi angka-angka kemampuan dan psikologi mereka untuk kemudian dikembangakan. Saya sendiri berharap Ujian Naasional buat SD dan SMP diganti saja dengan karya tulis (atau karya lainnya) baik secara berkelompok maupun sendiri-sendiri, hal ini untuk memacu kretivitas siswa, sedangkan untuk SMA ditambahkan tes psikologi dan kemampuan (pengetahuan) lainnya, bukan untuk menentukan kelulusan mereka, tapi untuk menentukan mereka baiknya melanjutkan kuliah di bidang apa?, hal ini untuk memaksimalkan potensi mereka, nilai ini juga nantinya bisa dilampirkan untuk mengikuti program beasiswa masuk perguruan tinggi.
Hal lainnya yang perlu segera bapak lakukan ialah mengembalikan pengungsi ke kampung mereka, baik itu pengungsi syiah, ahmadiyah dan lainnya, pemerintahan bapak mesti hadir dan melindungi hak mereka untuk menjalankan agama dan mazhab kepercayaan mereka, karena negara ini bukanlah milik satu agama atau satu aliran semata. Bapak harus berani melawan mereka yang mengganggu hak orang lain dalam kehidupan berbangsa. Selama mereka hidup di Indonesia dan tidak mengganggu agama , mazhab atau kepercayaan lain, maka Bapak harus berdiri menjadi tameng buat mereka. Beranikah bapak?
Satu hal yang mendesak lainnya ialah bidang perekonomian, jelas bangsa ini harus mengurangi subsidi BBM yang sangat memberatkan APBN kita, namun jelas kenaikan itu harus ditutupi dengan meningkatkan subsidi pada bidang lain secara merata.
Untuk meningkatkan kekuatan APBN kita, maka sektor pajak adalah senjata utama yang harus dibangun, pajak harus menjadi sebuah badan otonom di bawah presiden atau tetap di bawah kementerian keuangan bukanlah hal yang terpenting pak presiden, yang terpenting ialah bagaimana supaya institusi pajak punya senjata dan power, mereka harus diberi akses untuk melihat data keuangan dan data-data lain yang berhubungan dengan potensi pajak, dengan begini institusi pajak bisa lebih maksimal lagi dalam mengejar kekayaan para pengusaha besar dan pejabat, bukan menebar jaring pada pengusaha kecil semata. Di samping itu perlu adanya hubungan langsung antara BPJS dan Instansi Pajak, sehingga ada baiknya berapa persen (idealnya sekitar 10-20%) setoran pajak penghasilan pribadi merupakan hal yang wajib dikembalikan oleh negara secara langsung kepada wajib pajak dalam bentuk tunjangan kesehatan, sedangkan 80% lainnya untuk kepentingan umum lainnya (diberikan secara tidak langsung seperti sistem saat ini). Sehingga ada timbal balik langsung yang dirasakan oleh masyarakat pembayar pajak.
Bapak presiden tanah air beta,
Sungguh masih terlalu banyak tugas yang mesti bapak emban, waktu yang akan membuktikan apakah bapak bisa menjalankan semua itu atau tidak. Saya harap bapak presiden adalah pribadi yang hebat, sebagaimana kata Shakespeare “Hiduplah dengan hebat saat bertindak sebagaimana hebat saat berpikir”. Salam hormat dari saya, seorang buruh dalam pemerintahan bapak.
Oleh : Priyantarno Muhammad, seorang Buruh Pemerintah dan beredar di Twitter dengan akun @priyantarno.
Jadi orang jangan suka janji, kalau tidak di tepati, jadi tokoh kalao ngomong hati-hati, jangan membohongi diri sendiri