Perempuan dan LGBT

Diskusi Hari Perempuan Internasional di Samarinda

Narasumber Diskusi Hari PerempuanDalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional atau yang lebih dikenal dengan “International Women Day’s”, yang jatuh tepat pada tanggal 8 Maret 2014 ini, Konsentrasi Mahasiswa Progresif (Koma Progresif) Komite Persiapan Sentra Gerakan Muda Kerakyatan (KP-SGMK) Kota Samarinda, mengadakan diskusi yang bertema, “Bagaimana Mahasiswa Memandang Buruh Perempuan”. Diskusi yang diadakan di Ruang Flash Lounge Perpusatakaan Universitas Mulawarman ini, menghadirkan pembicara antara lain, Novita Sary (Koma Progresif), Tyas (Perempuan Mahardika), serta dihadiri oleh beragam organisasi yakni GMNI, Pembebasan, Asrama Putri dan Putra Kutai Timur dan Mahasiswa Fakultas Hukum Unmul.

International Women Day’s yang merupakan  sebuah hari besar yang dirayakan di seluruh dunia untuk memperingati keberhasilan kaum perempuan di bidang ekonomi, politik dan sosial. Kenapa mengambil tema, “Bagaimana Mahasiswa Memandang Buruh Perempuan”, sebab dimasa kebijakan neoliberalisme (liberalisasi pasar, perdagangan bebas, pencabutan berbagai subsidi rakyat, privatisasi berbagai asset BUMD, dll), Kaum Perempuanlah yang benar – benar merasakan efek dari buruknya sistem ekonomi kapitalisme. Merekalah yang bersinggungan langsung dengan pola produksi kapitalisme hari ini.

Perjuangan buruh perempuan melawan kapitalisme merupakan perjuangan seluruh kaum proletariat, karena permasalahan perempuan merupakan permasalahan sosial yang harus di selesaikan dengan kasatuan massa yang tertindas. Salah satu unsur dari kesatuan massa tertindas ialah mahasiswa, jika buruh perempuan ditindas dengan eksploitasi langsung nilai lebih dan mesin dalam pabrik maka mahasiswa merasakan penindasannya melalui pengekangan pengembangan ilmu pengetahuan dan liberalisasi pendidikan oleh kapitalisme.

Sejarah menunjukkan peran revolusioner mahasiswa. Ini diakui oleh Lenin yang berhasil memenangkan revolusi kelas pekerja dalam sejarah (Revolusi Rusia). Karena mahasiswa mempunyai waktu luang untuk memikirkan banyak gagasan dan memandang dunia sekelilingnya, Lenin berkata bahwa mahasiswa kelas menengah dapat berdiri dalam posisi kelasnya dan memandang dunia secara lebih jernih, dan berpotensi melihat kebobrokan, kebiadaban dan irasionalitas dari sistem kapitalisme.

Kegiatan ini juga diadakan agar membuka pandangan dikalangan mahasiswa yang selama ini terisolasi secara eksklusif dalam dunia kampusnya dan ditopang juga dengan kurikulum perkuliahan yang tidak berkesinambungan dengan keadaan social yang ada. Tujuan utamnya adalah agar mahasiswa secara pelan mampu mengikis watak aktivisme dan heroismenya, sehingga melahirkan banyak lagi kaum intelektual yang Revolusioner, seimbang dalam teori dan praktek.

Desi Natalia Mebang, Anggota Koma Progresif-KP-SGMK dan Kontributor Arah Juang.

Loading

Comment here