Dengan massifnya gerakan penolakan atas upah murah dan menuntut upah layak nasional, menolak sistem outsourching, menolak PHK sebagai bentuk menekan biaya produksi, telah terjadi sepanjang sejarah pergerakan buruh diseluruh dunia terutama dalam sejarah gerakan buruh Indonesia. Kebijakan-kebijakan yang di lakukan oleh pihak pemerintah telah banyak melenceng dari arah bangsa ini yang kemudian dituangkan dalam amanat undang-undang dasar seperti mensejahtrahkan rakyat Indonesia, tapi.., rakyat yang mana?
Sebagai jalan terbaik dari pada krisis ekonomi kapitalisme telah melakukan segala macam cara seperti mengintervensi Negara-negara dunia ketiga khususnya Indonesia yang memiliki populasi terbanyak di dunia dan para pekerja/buruhnya yang diupah dengan murah. Dengan adanya kerja sama antara pemerintah dan para pengusaha telah mengorbankan mayoritas rakyat Indonesia dengan diupah murah dan pendidikan semakin mahal.
Dengan adanya pemogokan besar-besaran yang rencanya akan dilakukan oleh semua elemen gerakan seperti kaum buruh, tani, kaum miskin kota, dan mahasiswa diseluruh wilayah Indonesia pada tanggal 28-30 oktober 2013 nantinya, kami sebagai pelajar mendukung dengan sangat atas pemogokan tersebut (mogok nasional) dan beserta tuntutan-tuntunannya seperti: Menetapkan Upah Layak Nasional, Hapus System Kerja Outsourching, Cabut Impres No. 9 Tahun 2013, Berikan Jaminan Sosial Untuk Rakyat Dan Menolak Privatisasi/Komersialisasi Pendidikan.
Karena dampak dari krisis kapitalisme Bukan hanya buruh, mahasiswa, tetapi juga semua pelajar yang dari keluarga yang kurang mampu akan merasakan dampak dari kepentingan pengusaha yang didukung oleh pemerintah. Dan perlu kita ketahui bersama kenapa para pelajar mendukung mogok nasional pada tanggal 28-30 oktober 2013,tentunya ini sangat berkaitan dengan adanya peningkatan jumlah pendidikan teknologi dan kejuruan atau biasa disebut SMK.
Menteri pendidikan dan kebudayaan Muhammad Nuh yang dikabarkan oleh Kompas.com pada tanggal 28 Agustus 2012 bahwa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memperkuat pendidikan vokasi dijenjang menegah, dengan terus menambah SMK (Sekolah Menengah Kejuruan). Pada tahun 2020 nanti, jumlah SMK mencapai 60-70 persen dari sekolah menengah yang ada yaitu 30-40 persen.
Prioritas pemerintah dalam hal meningkatkan tenaga kerja yang propesional melalui sekolah menengah kejuruan. Dalam teori filsafat pendidikan vokasi atau kejuruan menyebutkan bahwa tujuan dari pendidikan kejuruan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja yang propesional.Dan dari proyeksi kedepan dinas pendidikan dan kebudayaan yang mengurangi jumlah sekolah umum dan memprioritaskan jumlah pendidikan vokasi atau kejuruan adalah langkah yang akan menghasilkan tenaga kerja yang murah.
Disamping itu juga dalam pendidikan kejuruan ini sangat erat kaitannya dengan dunia perburuhan karena setiap bulannya sekolah akan mengirim tenaga kerja dari sekolah vokasi untuk ditempatkan disalah satu perusahan sebgai bentuk pelatihan sekaligus menjadi tenga kerja yang tanpa dibayar selama 3 bulan.
Dan dengan adanya data tersebut pula bahwa pelajar dari sekolah menengah kejuruan atau vokasi ini setelah selesai dari sekolahnya akan dipersiapkan sebagai tenaga kerja baru. Jadi mau tidak mau dan untuk masa depan yang lebih baik, Forum Komunikasi Siswa Progresif (FKSP) harus dan wajib mendukung MOGOK NASIONAL 28-30 oktober 2013 nantinya..
Rakyat bersatu tak akan bisa dikalahkan..!
Belajar sama-sama, alam raya sekolahku, semua BURUH/PEKERJA adalah guruku..!
Oleh : Irfan Rahman, Ketua Umum Forum Komunikasi Siswa Progresif (FKSP) Polman
Halaman facebook FKSP dapat diakses di : FKSP Polman
Comment here