Menjelang mogok nasional yang direncanakan pada 28 hingga 30 Oktober mendatang, buruh KBN Cakung sepertinya mendapat tugas berat. Selain harus memastikan semua buruh mendapat kabar mengenai rencana mogok nasional itu agar dapat maksimal melumpuhkan produksi secara total, pemaksaan mengundurkan diri kini datang dari beberapa perusahaan.
Ini setidaknya terjadi di PT. Makalot yang merupakan salah satu perusahaan garmen di KBN Cakung. Sebagian buruh diintimidasi untuk mengundurkan diri dengan menerima pesangon yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku (0,75% PMTK). Artinya sama saja, buruh diancam PHK walau tidak ada bukti sama sekali perusahaan merugi. Hal ini pun terlihat berkaitan dengan rencana sebagian buruh PT. Makalot yang tergabung kedalam FBLP itu untuk melakukan mogok nasional dalam menuntut kenaikan upah.
Namun itu tidak membuat buruh gentar. Buruh PT. Makalot yang sebagian besarnya perempuan, bersama buruh-buruh lainnya dari beberapa organisasi seperti SBSI 92, SPTJR, SBTPI, dll, tetap mempersiapkan diri untuk mogok nasional. Ketika dihubungi kemarin, Martuti, selaku pengurus FBLP mengakui dirinya dan kawan-kawan tetap mempersiapkan mogok nasional walau mendapat beberapa tekanan dari perusahaan. “Tidak ada alasan untuk menganggap sektor garmen sebagai sektor yang mewajarkan ketidaksejahteraan para buruhnya”, demikian ungkap Martuti.
Bahkan saat itu, diketahui aliansi buruh di kawasan sedang melakukan rapat akbar mereka di KBN Cakung untuk memastikan keterlibatan semua buruh dalam mogok nasional mendatang. (kbr)
Sumber foto: Lanang jagad, Facebook
Comment here